kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Januari 2015, ekspor produk pertanian naik 8,9%


Selasa, 17 Februari 2015 / 15:06 WIB
Januari 2015, ekspor produk pertanian naik 8,9%
ILUSTRASI. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Produk-produk pertanian menjadi primadona selama bulan Januari 2015. Berdasarkan keterangan dari Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang diolah dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Kemdag mencatat ekspor produk pertanian asal Indonesia pada Januari 2015 meningkat 8,9% menjadi US$ 437,4 juta dibandingkan Januari 2014 US$ 401,7 juta.

Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan kenaikan produk pertanian ini disumbang antara lain dari minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) naik 7,1%, kopi, teh dan rempah-rempah naik 56% serta kakao naik 17,6%. "Sektor pertanian merupakan salah satu primadona ekspor di tengah lesunya ekspor sektor lainnya," ujar Rachmat di Gedung Kemdag, Selasa (17/2).

Sejauh ini, papar Rachmat, Kemdag tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi di sektor pertanian. Ada sejumlah strategi yang akan dijalankan seperti penanganan produk pertanian pasca panen. Nantinya, akan ada teknologi yang bisa mengelola hasil produk pertanian sehingga memenuhi standar pasar ekspor dan dapat meningkatkan nilai produk ekspor Indonesia di pasar global.

Pemerintah juga akan bekerjasama dengan petani untuk menjaga dan mengelola produk pertanian serta memperluas lahan produk pertanian. Pemerintah akan mencegah upaya yang mengubah lahan pertanian menjadi lahan bangunan atau industri. Di sisi lain, akan dilakukan penyaluran pupuk dan benih yang baik secara teratur sehingga memudahkan petani mengembangkan produk mereka.

Nantinya, pemerintah mengupayakan dibangunnya industri pertanian yang terintegrasi. Untuk itu diperlukan teknologi yang baik dan inovatif. Dari sektor karet misalnya, akan dikembangkan teknologi yang bisa menyerap produk karet dalam negeri untuk bisa dicampur dengan aspal, bangunan tahan gempa, infrastruktur pelabuhan dan untuk ban pesawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×