Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah pada tahun 2025.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan, pihaknya bakal memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan transformasi ekonomi nasional.
Kebijakan ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi menuju Indonesia Emas pada 2045.
“Dengan komitmen tinggi Bank Indonesia, fundamental tetap baik, kondisi inflasi rendah, imbal hasil investasi menarik, dan pertumbuhan tinggi,” tutur Perry dalam agenda Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Jumat (29/11).
Baca Juga: Rupiah Masih Bergerak Fluktuatif, Ekonom Beberkan Biang Keroknya
Meski pada 2025 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih tertekan, ia menegaskan bahwa kebijakan moneter BI akan tetap pro stabilitas, dengan terus mencermati ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, alias pro stability and pro growth.
Lebih lanjut, Perry menyebut empat kebijakan makroprudensial BI yang akan terus didorong pada tahun depan. Pertama adalah digitalisasi, kedua sistem pembayaran, ketiga pendalaman pasar dan keempat pengembangan UMKM serta keuangan syariah.
“Empat kebijakan akan kami arahkan untuk mendorong pertumbuhan pro growth,” ungkapnya.
Perry menambahkan, saat ini BI rate dipertahankan pada level 6%. Hal ini dipengaruhi gejolak ekonomi global yang mengharuskan BI fokus pada stabilisasi rupiah.
Baca Juga: Bunga Pinjol Legal & Berizin OJK Akan Turun Mulai 2025, Jauhi Pinjol ilegal Berikut
Di samping itu, BI juga tetap mencermati peluang BI-Rate agar dapat diturunkan lagi.
Ia menekankan, terkendalinya inflasi dan dalam sasaran yakni 2,5% plus minus 1% yang ditargetkan pada 2025-2026 dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tentu saja respons suku bunga BI-Rate lebih lanjut akan kami sesuaikan dengan dinamika ekonomi global dan ekonomi domestik. Pun dengan stabilisasi nilai tukar rupiah dari gejolak global akan menjadi fokus kami melalui intervensi secara spot forward,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News