kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga rupiah, pemerintah andalkan kebijakan fiskal


Senin, 07 Mei 2018 / 20:10 WIB
 Jaga rupiah, pemerintah andalkan kebijakan fiskal
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan Indonesia masih berada dalam bayang-bayang penguatan dollar Amerika Serikat (AS). Untuk mengatasi merosotnya nilai tukar rupiah, pemerintah disebut-sebut tengah mengkaji perubahan sistem kurs rupiah menjadi tetap.

Sistem kurs tetap terhadap dollar sudah pernah berlaku di Indonesia pada tahun 1970-an. Namun, mulai 1978 sistem kurs itu berubah menjadi mengambang terkendali.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Adrianto mengatakan. rencana itu tidak dibahas oleh pemerintah sebagai upaya untuk menjaga rupiah. Ia bilang, pemerintah lebih fokus membuat kebijakan dalam hal fiskal yang kredibel untuk menjaga pasar.

“Menjaga kebijakan fiskal yang kredibel sangat penting untuk menjaga confidence investor. Ini yang menjadi prioritas,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (7/5).

Kepala Kajian LPEM FEB UI Febrio N. Kacaribu mengatakan, saat ini cara yang terbaik untuk menjaga rupiah adalah dari sisi Bank Indonesia (BI). Menurutnya, BI perlu terus mengintervensi langsung di pasar valas agar mengurangi volatilitas nilainya.

“Saat ini yang terbaik adalah BI ada di pasar forex dan menggiring Rupiah untuk ke arah tingkat depresiasi yang realistis dan mengurangi fluktuasinya,” ucap dia.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, apabila kebijakan pematokan kurs rupiah terhadap dollar AS diberlakukan, maka akan lebih banyak ruginya.

“Saat ini sudah berbeda (dengan 1998 saat Indonesia melakukan pematokan kurs). Pemerintah dapat mematok kurs rupiah terhadap dollar, dengan syarat memiliki cadangan devisa yang besar,” ujarnya kepada KONTAN.

Sementara, saat ini pembentukan devisa Indonesia masih lambat karena ekspor belum subur ketimbang negara kompetitor sehingga Indonesia terbilang lebih rentan. Adapun, pematokan nilai tukar juga akan memberikan ruang kepada para spekulan untuk bermain di dalamnya.

Oleh karena itu, Hariyadi mengatakan, untuk saat ini, nilai tukar rupiah bisa dibiarkan bergerak terus sampai memiliki devisa yang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×