kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga Keseimbangan Harga Telur Ayam, Ini Upaya yang Dilakukan Badan Pangan Nasional


Senin, 22 Mei 2023 / 13:56 WIB
Jaga Keseimbangan Harga Telur Ayam, Ini Upaya yang Dilakukan Badan Pangan Nasional
ILUSTRASI. NFA Lakukan Fasilitasi Distribusi Jagung untuk Jaga Keseimbangan Harga Telur Tingkat Produsen, Pedagang dan Konsumen. KONTAN/Baihaki/19/5/2023


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya menjaga harga telur yang wajar di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, upaya menjaga keseimbangan harga telur harus dimulai dari hulu karena secara sistematis turut membentuk harga di tingkat hilir.

“Saat ini di tingkat hulu atau peternak terjadi perubahan biaya produksi, khususnya variabel biaya pakan. Untuk menjaga biaya produksi di tingkat peternak tidak semakin melonjak, kita prioritaskan untuk dilakukan langkah stabilisasi harga pakan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (22/5).

Menurutnya, ekosistem perunggasan sangat erat kaitannya dengan jagung sebagai salah satu komponen utama pakan ternak.

Baca Juga: Ini Komoditas Pangan yang Perlu Dijaga untuk Menjangkar Inflasi Pangan

Oleh karenanya, dalam rangka menjaga stabilisasi pasokan dan harga jagung, NFA meningkatkan fasilitasi distribusi pangan (FDP) komoditas jagung dari petani atau gapoktan kepada peternak.

Ia mengungkap, NFA terus mendorong fasilitasi distribusi jagung dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan ke wilayah produsen telur di Jawa Tengah, Jawa Timue, dan Lampung.

Dimana saat ini telah mencapai 1.100 ton dan masih berproses pendistribusian ke Solo Raya 100 ton.

"Dengan pasokan jagung yang lancar akan dapat menurunkan biaya produksi,” tuturnya.

Upaya stabilisasi harga pakan ini, menurut Arief, harus diiringi dengan kolaborasi bersama stakeholder, termasuk kementerian/lembaga terkait.

“Berdasarkan Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT), biaya pakan berkontribusi sebesar 67% dari biaya pokok produksi telur, dengan 50% pakan adalah jagung giling,” ujarnya.

Selain itu, dilakukan juga upaya bantuan pangan telur dan daging ayam untuk menurunkan stunting yang saat ini tengah digelontorkan pemerintah kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS).

Hal tersebut menjadi salah satu langkah strategis untuk mengendalikan keseimbangan harga telur dari hulu hingga hilir.

"Bantuan pangan terus kita dorong ditingkatkan intensitas penyalurannya melalui BUMN Pangan ID FOOD, karena selain membantu penurunan stunting juga membantu masyarakat mengurangi pengeluaran pembelian telur, selain itu menjaga produksi di tingkat peternak diserap dengan harga yang baik," imbuhnya.

Bantuan pangan telur dan daging ayam ini menjadi semacam closed loop yang dibuat dari hulu melibatkan peternak mandiri untuk dapat berkontribusi dalam menurunkan stunting, melalui pemenuhan kebutuhan protein bagi masyarakat khususnya Keluarga Risiko Stunting.

Arief mengatakan, melalui bantuan ini di hilir juga ditekan agar tidak terjadi lonjakan inflasi. Sementara di hulu akan dijaga harga di peternak tetap baik, agar peternak dapat melanjutkan produksi dan meningkatkan produktifitasnya.

Baca Juga: Realisasi Bantuan Telur dan Daging Ayam Tahap Pertama Capai 69%

"Apabila kewajaran harga di peternak tidak dijaga bisa berdampak pada menurunnya jumlah peternak, akan banyak peternak mandiri kecil yang tidak berproduksi. Hal ini berujung pada menurunnya produksi telur nasional. Ini yang kita antisipasi,” paparnya.

Adapun kondisi harga telur berdasarkan Panel Harga Pangan per 21 Mei 2023, secara rata-rata nasional berada di Rp 31.276 per kilogram. Sementara itu, untuk harga per Kabupaten/Kota, kondisi harga telur terpantau beragam dan dinamis.

Harga telur di bawah Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) RP 27.000 per kilogram terdapat di 66 kabupaten/kota atau 14,44%, sedangkan harga telur yang terpaut sedikit di atas HAP atau di kisaran Rp 27.001 per kg sampai dengan Rp 29.999 per kg terdapat di 84 Kabupaten/kota.

Sedangkan, mayoritas atau sebagian besar harga telur saat ini berada di kisaran Rp 30.000 per kg sampai dengan Rp 34.999 per kilogram.

“Harga ini tidak terlepas dari biaya input/pakan saat ini serta naiknya biaya distribusi ke wilayah non produsen,” pungkas Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×