kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi Andalan Pertumbuhan Ekonomi RI, Sri Mulyani Berharap Investasi Terus Dipacu


Rabu, 10 Mei 2023 / 14:12 WIB
Jadi Andalan Pertumbuhan Ekonomi RI, Sri Mulyani Berharap Investasi Terus Dipacu
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap investasi bisa lebih ditingkatkan lagi.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi masih menjadi andalan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selain konsumsi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap investasi bisa lebih ditingkatkan lagi.

“Paling menonjol dalam ekonomi adalah konsumsi. Investasi nomor dua terbesar, tetapi pertumbuhannya di kuartal I belum terlalu bagus dan masih dibawah 3%,” tutur Sri Mulyani dalam sesi wawancara dengan tema ‘Seri Ekonomi Bersama Sri Mulyani Indrawati,’ Selasa (9/5).

Dia berharap investasi bisa terus dipacu, karena sangat baik untuk penciptaan lapangan kerja baru dan juga akan beradampak pada produktivitas kerja perekonomian dalam negeri.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Diyakini Mampu Tumbuh 5,07% di Kuartal II-2023, Ini Pendorongnya

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan di masa depan, investasi akan menjadi pendorong utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Saat ini, pemerintah sendiri sedang gencar mencari investor, utamanya untuk mendukung proses hirilisasi dalam negeri.

Menurut Bahlil, sebuah negara yang ekonominya sehat tidak hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, investasi juga harus menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi.

“Ke depan sebuah negara yang sehat jangan hanya mengandalkan konsumsi,” tutur Bahlil.

Tahun 2022 lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 5,31%. Investasi menjadi urutan kedua yang berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut yakni sebesar 30%. Sedangkan konsumsi ada di urutan pertama dengan kontribusinya sebesar 51,65%.

“Menurut saya, awalnya kontribusi konsumsi 60% ke pertumbuhan ekonomi, sedangkan investasi dulu sebesar 20%, dan sekarang sudah 30%. Nah nggak bisa naif antara investasi dan konsumsi, serta ekspor dan impor punya satu mata rantai yang kuat,” jelas Bahlil.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Sudah Reda, Sri Mulyani Ingatkan Perekonomian Global Belum Pulih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×