kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Istana bantah barter gelar dengan proyek Tangguh


Jumat, 02 November 2012 / 16:41 WIB
Istana bantah barter gelar dengan proyek Tangguh
ILUSTRASI. Armada tempur Taiwan saat melakukan latihan militer.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Staf khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah membantah gelar ksatria atau Knight Grand Cross of the Order of the Bath dari Ratu Elizabeth II kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki kaitan dengan proyek kilang gas Tangguh.

Firmanzah menyatakan, tidak ada kebijakan barter penerimaan gelar oleh Presiden SBY dengan proyek pengembangan kilang LNG Tangguh yang diberikan kepada BP Plc, perusahaan energi asal Inggris.

 "Tidak ada kaitannya. Tidak terkait satu dengan yang lainnya, karena gas Tangguh itu antar menteri. Jadi pemberian gelar bukan barter ya," tegasnya kepada KONTAN, Jumat (2/11). Lebih lanjut Firman menjelaskan, pemberian gelar karena presiden dianggap mampu menjaga hubungan bilateral Inggris-Indonesia.

Selain itu, gelar itu diberikan karena adanya prestasi pemerintah dalam proses demokratisasi, dan pelestarian lingkungan.  Firman menegaskan, meski-pun waktu penyerahan proyek Tangguh sesuai dengan pemberian gelar, bukan berarti  peristiwa itu menjadi kesatuan yang terkait. "Soalnya, berita gas Tangguh keluar sesaat setelah pemberian gelar, tone-nya seolah-olah jadi barter," tegas Firman.

Sejumlah tokoh dan pemimpin negara lainnya juga pernah menerima gelar ini. Sebut saja mantan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy pada tahun 2008, mantan Presiden George Bush tahun 1993, Presiden Turkey Abdullah Gul pada tahun 2008, dan lain-lain.

Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi telah merestui perusahaan asal Inggris, BP Plc serta mitranya membangun train ketiga di kilang LNG Tangguh.

Pemerintah Indonesia resmi menyampaikan persetujuan atas proposal pengembangan kilang LNG Tangguh ini pada saat pertemuan bilateral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di London, Kamis (1/11).

Dalam pertemuan itu, hadir juga CEO BP Group, Bob Dudley dan Presiden BP di Asia Pasifik, William Lin. Investasi untuk pengembangan kilang LNG Tangguh ini diperkirakan mencapai lebih dari US$ 12 miliar atau 7,5 miliar poundsterling.

Restu untuk proyek pengembangan kilang Tangguh kepada BP Plc, dilakukan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat gelar ksatria dari Ratu Elizabeth II. Oleh kerajaan Inggris, SBY diberikan penghargaan Knight Grand Cross of the Order of the Bath.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×