kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Investor menanti kejelasan status Batam


Rabu, 26 Juli 2017 / 16:57 WIB
Investor menanti kejelasan status Batam


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Status Batam sebagai kawasan free trade zone (FTZ) kini tak menarik lagi bagi investor. Perekonomian kota Batam bisa dibilang mulai lesu.

Rencana perubahan status Batam ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sampai saat ini pun tak kunjung terealisasi. Padahal rencana ini sudah digadang-gadang setahun lalu.

Nurdin Basirun, Gubernur Kepulauan Riau meminta  beberapa pulau untuk dimasukkan ke dalam wilayah KEK Batam nantinya. Pulau tersebut yakni Pulau Galang,Pulau Rempang,Pulau Bintan dan Pulau Karimun.

Tak hanya itu, ia juga mengusulkan untuk pengelolaan KEK Batam nantinya diharapkan tidak ada dualisme antara BP Batam dan Pemerintah Kota Batam. Menurutnya jika terjadi dualisme seperti pada FTZ Batam, maka tak akan bisa menarik investor secara signifikan.

"Kita meminta pengelolaan tersebut di bawah pemerintah daerah," kata Nurdin,Rabu (26/7).

Nurdin menyatakan alasan dia mengusulkan agar tidak ada dualisme lagi dalam pengelolaan KEK Batam dikarenakan berkaca pada kondisi FTZ Batam saat ini.

Saat ini kondisi FTZ Batam sudah sulit untuk menarik investasi. Menurutnya investor yang akan masuk cenderung wait and see untuk menanamkan modalnya di FTZ Batam. "Investor baru banyak yang ragu, karena wewenang yang saling tumpang tindih," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×