Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi realisasi investasi dan pembangunan kompleks pabrik petrokimia hilir yang dilakukan oleh PT Lotte Chemical asal Korea Selatan.
Menko Airlangga mengatakan, realisasi investasi PT Lotte Chemical Indonesia yakni pada pembangunan proyek kompleks petrokimia hilir atau LOTTE Chemical Indonesia New Ethylene Project (LINE Project), berupa naphtha cracker senilai puluhan triliun rupiah yang berlokasi di Kota Cilegon, Banten.
“Dengan adanya investasi pembangunan pabrik PT Lotte Chemical ini kami berharap bisa menjadi stimulus untuk industri petrokimia di dalam negeri, selain itu juga diharapkan bisa mendorong lapangan-lapangan kerja yang baru untuk masyarakat,” kata Airlangga dalam keterangan resminya, Senin (20/5).
Baca Juga: Tinjau Pembangunan Industri Petrokimia di Cilegon, Jokowi: Progres Capai 73%
Investasi tersebut akan menyerap tenaga kerja hingga 15.000 orang pada masa konstruksi dan 1.300 orang pada saat operasi komersial. Pada kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke area pabrik pada September 2023 lalu, progres pembangunan sudah mencapai 73%.
Proyek pembangunan tersebut ditargetkan selesai dan dapat mulai beroperasi pada tahun 2025.
Pabrik tersebut akan memiliki total kapasitas produksi sebanyak 3,1 juta ton per tahun, di mana target produksi tahun 2025 akan menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520.000 ton propylene, dan 250.000 ton polypropylene per tahun.
Saat ini Indonesia masih mengimpor produk kimia yakni ethylene, propylene, dan polypropylene yang cukup signifikan.
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Lotte Chemical Titan (FPNI) Menyusut pada Kuartal I-2023
Kapasitas industri dalam negeri untuk produk-produk tersebut saat ini hanya mencapai 7,1 juta ton per tahun sehingga masih diperlukan upaya peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Oleh karena itu, Menko Airlangga berharap adanya proyek pembangunan pabrik PT Lotte Chemical Indonesia dapat mengganti impor sehingga mampu menjadi stimulus bagi industri petrokimia hilir lokal dan mendukung penciptaan lapangan kerja baru.
Sebagai tambahan informasi, kerja sama ekonomi Indonesia dan Republik Korea kembali mengalami penguatan pasca pandemi dengan total nilai perdagangan bilateral mencapai US$ 20,8 miliar pada tahun 2023.
Baca Juga: Investasi di Sejumlah Sektor Industri Bergairah Setelah Disuntik Harga Gas Murah
Korea Selatan menduduki peringkat ke-7 sebagai investor terbesar di Indonesia tahun 2023 dengan total Foreign Direct Investment (FDI) bernilai sekitar US$ 2,5 miliar, meningkat sebesar lebih dari US$ 200 juta dari tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News