Reporter: Irma Yani Nasution |
JAKARTA. Stabilitas politik dan keamanan Indonesia yang relatif jauh dari riak membuat banyak investor asing tertarik berinvestasi di tanah air. Apalagi, sejumlah persoalan makroekonomi dan politik masih terus melilit banyak negara.
Ini yang menjadi alasan pemerintah optimistis target investasi langsung tahun ini bisa tercapai. "Sekarang ini, di Asia, Indonesia menjadi tempat menarik bagi investor," kata Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Syahrial Loetan, akhir pekan lalu.
Selain karena Eropa dan Amerika Serika (AS) masih harus bergelut dengan pemulihan ekonomi, kawasan lain di Asia masih dilanda krisis politik dan keamanan. Karena itu, daya tarik Indonesia sebenarnya justru karena stabilitas politik dan keamanannya.
Syahrial menyatakan, keamanan menjadi faktor penentu investor saat memilih tempat memutar uang. Selama tidak ada gejolak dari kondisi keamanan yang berdampak signifikan terhadap persoalan nasional, maka selama itu pula investasi asing masih terus mengalir. "Apalagi jika kita bisa membuat program pembangunan yang jelas dan efisien, maka mereka akan tertarik," ujar dia.
Selama keamanan dapat terkendali dan terjaga baik maka investasi dan perekonomian nasional tak akan terpengaruh. Makanya, dia berharap keamanan selalu terjaga dan tak terjadi kerusuhan sosial akibat persoalan sepele, karena dapat berdampak luas ke ekonomi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana juga sependapat, kondusifnya stabilitas nasional dan kawasan menjadi salah satu daya tarik bagi para investor yang berkeinginan menanamkan modalnya di Indonesia. "Kita tidak perlu mengundang mereka datang ke sini, tapi mereka datang sendiri seperti pebisnis Amerika Serikat, ada pula dari Jepang, dan Korea. Sekarang ini, Prancis mulai tertarik untuk masuk," kata dia.
Sebab, masing-masing investor membidik sektor yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Contohnya, AS membidik potensi clean energy, farmasi, dan teknologi informasi. Sementara Jepang membidik pengembangan industri transportasi.
Prancis tertarik pada industri pertahanan dan industri berat. Ini merupakan peluang baru bagi mereka dan tidak mungkin mengandalkan ekonomi Eropa dan AS yang sedang stagnan.
Armida mengklaim, setiap investor yang datang berkunjung selalu mencari informasi mengenai kemungkinan melakukan investasi di Indonesia. Pemerintah juga selalu berusaha memberikan gambaran utuh potensi investasi, termasuk masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi 2010-2025. Dari gambaran itu, investor dapat melihat celah untuk mengembangkan investasi.
Ambil contoh kerja sama Indonesia dan Prancis dalam pengadaan pesawat terbang. "Ini jadi semacam program revitalisasi PT Dirgantara Indonesia, mereka tahu kita butuh pesawat untuk connectivity yang jadi kunci masterplan," tandas Armida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News