Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
Dari penelusuran Kontan.co.id, anak usaha PT First Media Tbk (KBLV) ini nampaknya memang tengah mengalami kesulitan keuangan. Pada 16 Agustus 2018 lalu, dari Keterbukaan Informasi First Media dinyatakan bahwa utang Internux kepada PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) senilai Rp 510,75 miliar dialihkan (novasi). First Media kini bertanggung jawab atas utang Internux tersebut.
"Berdasarkan akta novasi dan penegasan kredit no. 10 tanggal 15 Agustus 2018, perseroan telah menerima novasi atas fasilitas kredit yang diterima Internux dari Cimb Niaga senilai Rp 510,75 miliar. Sehubungan hal tersebut, perseroan akan mengganti posisi Internux sebagai debitur," tulis Corporate Secretary First Media Shinta M. Puntu kala itu.
Dari Laporan Keuangan Triwulan II 2018 First Media, Internux juga diketahui mendapatkan beberapa fasilitas dari beberapa kreditur lainnya.
Pertama, dari Raiffeisen Bank International AG, Malaysia. Pada Mei 2014, Internux mendapat fasilitas kredit senilai US$ 50.000, dimana bisa ditingkatkan menjadi US$ 100.000. Sementara hingga 30 Juni 2018 posisi utang perseroan kepada Raiffeisen berada pada nilai Rp 667,05 miliar.
Adapula fasilitas pembayaran jangka panjang dari PT Huawei Tech Investment, pemasok perusahaan, dengan jangka waktu 36 bulan yang diterima Internux pada Juli 2015.
Terkait fasilitas ini, Laporan Keuangan diterbitkan, Internux telah menerbitkan Surat Sanggup sebesar US$ 62.063 dan telah membayar sebesar US$ 58.413. Sedangkan posisi tagihan dari Huawei kepada perseroan hingga 30 Juni 2018 adalah senilai Rp 69,17 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News