kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inspektorat DKI belum periksa pengimpor bus rusak


Senin, 17 Februari 2014 / 20:14 WIB
Inspektorat DKI belum periksa pengimpor bus rusak
ILUSTRASI. Telur Gulung Mozzarella (Dok/Fibercreme)


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kepala Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Franky Mangatas mengatakan, pihaknya belum memanggil manajemen PT San Abadi selaku pengimpor bus Ankai untuk bus baru transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB). Menurut Franky, belum ada data yang mengharuskan Inspektorat memanggil pimpinan perusahaan tersebut. Dari 90 bus baru yang didatangkan dari China itu, ada 15 bus yang komponennya mengalami kerusakan.

"Nanti kan bersambut, kita tanya, kalau berdampak kita panggil. Kalau dipanggil belum ada datanya, mau ditanyai apa?" kata Franky di Balaikota Jakarta, Senin (17/2/2014).

Sejauh ini, Inspektorat DKI telah memeriksa pegawai dari Dinas Perhubungan, panitia lelang, panitia pengadaan barang, dan pengawas pengadaan bus tersebut. Selain melakukan pemeriksaan, Inspektorat juga memeriksa dokumen terkait. "Kan yang paling penting itu dokumen, kontraknya kita pelajari. Kira urut dari proses perencanaanya, mumpung belum dibayar semua jadi kita harus urut," kata Franky.

Ia optimistis dapat menyelesaikan proses penyelidikan dalam dua minggu ke depan. Namun, ia enggan berspekulasi mengenai adanya pelanggaran pidana dalam kasus tersebut. "Itu bukan wewenang saya untuk menyampaikan materinya karena saya bukan aparat hukum," ujarnya.

Kemunculan PT San Abadi sebagai agen penyedia bus-bus baru tersebut sempat dipertanyakan. Mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengakui bahwa PT San Abadi bukan pemenang tender pengadaan bus baru itu. Perusahaan itu merupakan vendor dari PT Saptaguna, perusahaan pemenang tender pengadaan bus.

Satu bus gandeng transjakarta dibeli dengan harga Rp 3,7 miliar per unit. Adapun bus ukuran sedang untuk BKTB dibeli seharga Rp 650 juta per unit. Sebagai perbandingan, bus kopaja AC rute Ragunan-Monas yang diluncurkan pada awal Juni 2013 adalah Toyota Dyna yang dirakit oleh perusahaan karoseri Delima Mandiri. "Kita mandiri tanpa subsidi, tanpa hibah dari pemprov. Satu busnya seharga Rp 460 juta. Untuk pendanaan pinjaman dari BNI," kata Ketua Umum Kopaja Nanang Basuki, ketika itu. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×