Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niat pemerintah memberikan subsidi pembelian kendaraan listrik sepertinya sudah bulat. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, insentif untuk pembelian kendaraan listrik sedang dalam tahap pembahasan dan akan segera dirampungkan.
“Sebentar lagi sabar,” ujar Arifin ketika menjawab pertanyaan mengenai keputusan insentif kendaraan listrik di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (13/1).
Selain soal insentif kendaraan listrik, Arifin juga turut menyoroti perihal pentingnya ekosistem kendaraan listrik khususnya memanfaatkan sumber daya alam Indonesia untuk menghasilkan industri yang besar dan memberikan nilai tambah.
“Export oriented (produk) bernilai tambah yang paling optimal,” jelasnya.
Senada dengan Airifn, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, upaya pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) ini akan mendorong penciptaan dan peningkatan lapangan kerja di tanah air.
Baca Juga: Soal Larangan Ekspor Konsentrat Tembaga, Begini Kata Menteri ESDM
“Jadi yang ke depan kita bangun itu adalah ekosistem pembangunan EV dan motor itu dalam rangka penciptaan lapangan pekerjaan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dipublikasikan di laman resmi Sekretaris Kabinet RI, Jumat (13/1).
Oleh karena itu, lanjut Menteri Investasi, pemerintah membuat beberapa formulasi untuk memastikan agar pembangunan ekosistem kendaraan listrik, seperti baterai mobil listrik, dapat terus berjalan.
“Direncanakan tahun 2024 produksi kita sudah mulai berjalan di awal, di semester pertama 2024 yang dibangun oleh LG di Karawang. Yang kedua, ekosistem dari hulu ke hilir antara CATL dan LG juga tahun ini sudah mulai konstruksi,” kata Bahlil.
Bahlil menyampaikan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik diperlukan untuk menjaga agar pasar besar yang dimiliki oleh Indonesia tidak dipenetrasi dengan produk-produk dari luar negeri.
“Karena hari ini kita tahu beberapa negara lain, seperti Thailand, itu banyak sekali memberikan sweetener yang kemudian merangsang untuk industrinya dibangun dalam negara mereka dan Indonesia enggak boleh kalah,” ujarnya.
Baca Juga: Kementerian ESDM Apresiasi Gas on Stream (GoS) Jambaran Tiung Biru Berjalan Aman
Tak hanya untuk kebutuhan dalam negeri, lanjut Bahlil, produksi dalam negeri juga berpotensi untuk mengisi pasar di negara lain.
“Yang kedua adalah kita juga mampu melakukan penetrasi pasar ekspor. Terkait dengan hal itu, BUMN juga tadi disampaikan untuk melakukan penyiapan infrastruktur yang lain,” ucapnya.
Menteri Investasi juga menegaskan bahwa pembangunan ekosistem kendaraan listrik juga berorientasi pada industri ramah lingkungan. Ke depan Indonesia akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada green energy.
Ini sebagai bentuk dari kepedulian pemerintah dalam rangka melakukan penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada green energy dan green industry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News