kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Insentif pajak bisa mendorong dunia usaha di tengah pandemi?


Jumat, 29 Mei 2020 / 14:51 WIB
Insentif pajak bisa mendorong dunia usaha di tengah pandemi?
ILUSTRASI. Kawasan bisnis di Jakarta, Senin (18/5). Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menyatakan bahwa terdapat koreksi pertumbuhan premi industri asuransi umum sebagai dampak dari penyebaran virus corona. Pada Maret 2020, pertumbuhan premi asuransi umum terkoreksi me


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menggunakan pajak sebagai instrumen fiskal untuk mendukung dunia usaha di tengah dampak corona virus disease 2019 (Covid-19). Di tengah pertumbuhan ekonomi yang merosot, pengusaha berharap implementasi insentif pajak dapat benar-benar berjalan. 

Direktur Pelayanan, Penyuluhan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Hestu Yoga Saksama menyampaikan berkomitmen mendukung dunia usaha bisa terus positif. 

Baca Juga: Harap tenang! Penyaluran tunjangan dan THR tenaga kesehatan tetap bejalan

Menurutnya, Perppu Nomor 1 tahun 2020 sudah mengakomodir di dalamnya insentif pajak, berupa penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) Badan. 

Selain itu, ada pula Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 28/PMK.03/2020 tentang Pembebasan PPN Penanganan Covid19, dan PMK Nomor 44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Covid19.

“Efek pandemi yang membuat kontraksi ekonomi, selain masalah kesehatan dan sosial, menjadi perhatian Ditjen Pajak, dan berharap insentif-insentif yang didorong, bisa memberikan relaksasi buat wajib pajak. Termasuk sektor UKM yang pajaknya ditanggung oleh pemerintah selama 6 bulan,” ujar Yoga dalam Web Seminar Insentif Pajak: Pendorong Daya Ungkit Ekonomi di Masa Pandemi, Kamis (28/5).

Ketua Bidang 2 BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Ajib Hamdani menyampaikan bahwa pajak harus dijadikan sebagai instrumen fiskal yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dengan melihat realitas pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi karena Covid-19 di kuartal I-2020 sebesar 2,97%. 

Baca Juga: BPKP kawal percepatan penanganan pandemi virus corona (Covid-19)

Ajib berharap dengan insentif pajak ini, pengusaha mempunyai ruang likuiditas untuk menggerakkan roda perekonomian. Prediksi Hipmi, ketika kebijakan pemerintah tepat sasaran, pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di akhir 2020 bisa mencapai positif 2%.

Ketua Umum BPP Hipmi Mardani H. Maming menyampaikan bahwa Hipmi terus konsisten mengawal dunia usaha agar terus bertumbuh di masa pandemi, dan mendorong sinergi positif antara dunia usaha dengan pemerintah. 

Hipmi juga mendorong upaya relaksasi perbankan, program kartu prakerja yang tepat sasaran dan juga insentif pajak yang membantu pengusaha.

Baca Juga: Ini upaya pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi di tahun 2021

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Apindo Suryadi Sasmita menilai komunikasi antara pemerintah harus terjalin dengan optimal. Dari sisi insentif pajak, dia bilang jangan bersifat diskriminatif, semua sektor harus mendapat fasilitas dan semua skala bisnis.

“UMKM maupun menengah dan besar juga relatif terdampak. Sehingga bagaimana stimulus fiskal ini bisa memberikan keadilan dan daya ungkit ekonomi secara maksimal. Apindo mendukung kebijakan Ditjen Pajak yang mendorong sektor swasta terus bergerak,” ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×