Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam penanganan Covid-19, Pemerintah menempuh upaya mulai dari melakukan konversi oksigen industri ke pemenuhan oksigen medis.
Lebih lanjut Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut, impor oksigen juga telah dilakukan pemerintah. Berbagai donasi oksigen juga diterima dari sektor swasta hingga negara tetangga.
"Kita juga sudah menerima berbagai donasi berupa oxygen concentrator, tabung oksigen liquid oxygen dari negara Singapura, Australia, Temasek, Indorama shopee Pertamina dan Tanoto," kata Nadia dalam konferensi pers, Rabu (21/7).
Berbagai langkah tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan oksigen di fasilitas pelayanan kesehatan. Nadia juga mengingatkan, kepada seluruh rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya terus mengupdate situasi oksigen pada sistem informasi rumah sakit online secara teratur.
Baca Juga: Tips dari Kemenkes, cara menaikkan saturasi oksigen dalam darah untuk pasien Covid-19
Selain itu pemerintah juga mendorong satgas oksigen untuk menjadi forum koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, termasuk memastikan pengawalan distribusi pada rute perjalanan yang terjadi pengetatan.
"Kita tentunya tetap monitor ketersediaan oksigen secara terus menerus. Tentunya gap terus kita upayakan pemenuhannya, tanpa tergantung situasi PPKM darurat, karena kita tetap memastikan layanan tetap optimal," imbuhnya.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono akhir pekan lalu mengatakan, kebutuhan oksigen harian sebelumnya mencapai 400 ton per hari. Namun dengan adanya peningkatan secara eksponensial pada kasus Covid-19 belakangan ini maka kebutuhan oksigen menjadi 5 kali lipat.
"Tentu ini harus kita antisipasi dengan berbagai macam hal dengan bekerja sama dengan kementerian perindustrian, kami sudah melakukan reconversi dari penggunaan industri yang tadinya besar menjadi sekitar 90% digunakan untuk kebutuhan oksigen medis sehingga sekarang hanya 10% lagi kebutuhan yang digunakan untuk industri," ujar Dante.
Baca Juga: Saturasi oksigen rendah saat isolasi mandiri? Lakukan 3 hal ini
Adapun terkait kebutuhan distribusi, pihaknya terus kerja sama dengan berbagai macam sektor antara lain dengan satgas-satgas di provinsi. Pendistribusian oksigen dilakukan dengan skala prioritas secara digital.
Pentingnya rumah sakit mengisi form ketersediaan oksigen di sistem informasi rumah sakit online ialah untuk memprediksi berapa kebutuhan oksigen untuk tiap rumah sakit. Dengan demikian distribusi akan secara maksimal dan terencana. Pemerintah juga berencana menambah oxygen concentrator hingga 30.000 unit.
"Oxygen concentrator ini akan mensuplai dengan jumlah sebesar kira-kira 600 ton oksigen perhari yang akan dibutuhkan. oksigen konsentrator ini bisa supply sekitar 10 liter oksigen per menit untuk kebutuhan untuk kebutuhan di tempat-tempat kamar isolasi maupun di tempat-tempat rawat di rumah sakit isolasi tersentral," jelasnya.
Baca Juga: Penting bagi pasien Covid-19, ini cara meningkatkan saturasi oksigen menurut Kemenkes
Dari sektor industri, dukungan pemenuhan oksigen juga dilakukan oleh anggota Asosiasi Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas). Ketua Umum Inaplas Edi Rivai mengatakan, Inaplas berkomitmen mensuplai oksigen selama 2 bulan.
"Per bulan 210 ton oksigen cair, jadi total 420 ton selama dua bulan kami distribusi ke RS, dan kemudian kita buat stasiun pengisian tabung yang ini kerjasama dengan Kadin komitmen supply 100 ton," ungkap Edi.
Selanjutnya: Lakukan Hal Ini Secara Ketat Saat Isolasi Mandiri di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News