kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Tantangan Berat Ekonomi Indonesia di Semester II 2022


Minggu, 07 Agustus 2022 / 15:34 WIB
Ini Tantangan Berat Ekonomi Indonesia di Semester II 2022
ILUSTRASI. Pekerja menggunakan alat berat saat memindahkan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (5/8/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 mencapai 5,44% secara tahunan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 mencapai 5,44% secara tahunan (year on year/yoy). Pencapaian ini melanjutkan pertumbuhan positif pada kuartal I-2022 yang sebesar 5,01% yoy.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai, meskipun perekonomian pada kuartal II-2022 mampu tumbuh di atas 5% dan berada dalam mode ekspansi, namun tantangan ke depan tidak ringan.

Eko menyebut, salah satu tantangan yang akan dihadapi pada kuartal III dan kuartal IV 2022 adalah persoalan ketidakpastian global yang masih menggelayuti perekonomian dunia sejauh ini.

"Ketidakpastian global yang kita perkirakan di kuartal III dan IV akan membesar. Nah kalau membesar berarti risiko nya juga membesar," ujar Eko dalam konferensi pers Indef, Minggu (8/7).

Baca Juga: Pemerintah Masih Yakin Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Tembus 5%, Tapi Ada Syaratnya

Ketidakpastian global terutama dari sisi geopolitik. Eko melihat, belum berakhirnya perang Rusia-Ukraina membuat gejolak ekonomi juga belum mereda.

Situasi ini menjadi lebih rumit saat tensi geopolitik antara Taiwan dan China semakin membara di Semester II-2022. Seperti yang diketahui, situasi China dan Taiwan kini semakin memanas setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.

"Jadi benar-benar geopolitik yang memanas itu, yang tadinya hanya di Eropa sekarang bergeser ke Asia, dan ini tentu dari sisi keuangan juga akan berimplikasi respon yang cepat," kata Eko.

Sementara dari sisi keuangan, agresivitas kenaikan suku bunga acuan The Fed masih akan terus berlangsung sampai ada tanda-tanda tekanan inflasi di AS mereda. Ini mengindikasikan akan adanya peningkatan volatilitas keuangan di semester II-2022 dan bahkan di tahun depan.

Baca Juga: Momentum Lebaran Jadi Penyokong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×