Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Kasus korupsi KTP elektronik atawa e-KTP boleh jadi kian buram. Pasalnya, saksi kunci kasus korupsi e-KTP yakni Johannes Marliem tewas di Los Angeles pada Kamis (10/8) kemarin.
Siapa sebenarnya Johannes Marliem? Di dunia maya, tak banyak jejak yang ditinggalkan oleh Johannes Marliem. Kendati begitu, pria asal Indonesia yang berusia 33 tahun ini pernah disebut-sebut dalam kisaran para elit dunia.
Nama Johannes Marliem bahkan pernah dikaitkan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Mengutip www.startribune.com, Johannes Marliem merupakan penyumbang dana terbesar Obama dari Minnesota.
Tak tanggung-tanggung, Johannes Marliem menyumbang donasi US$ 225.000 atau setara Rp 2,92 miliar (US$ = Rp 13.000). Jumlah ini terbilang fantastis sebab hanya terpaut sedikit dari sumbangan sederet perusahaan raksasa AS. Contoh, ExxonMobil menyumbang US$ 25.000 lebih tinggi atau sebesar US$ 250.000.
Data menunjukkan, Johannes Marliem menyumbang Obama dalam dua tahap. Pertama, US$ 100.000 dan selanjutnya US$ 125.000. Dana ini digelontorkan pada hajatan pelantikan (inagurasi) Obama yang meraih jabatan presiden ke 2 kali di Januari 2012.
Tak hanya Obama, harta Johannes Marliem mengalir ke sejumlah elit politik di AS. Data Watchdog Minnesota Bureau menunjukkan, pada September 2013, Johannes Marliem mendonasikan US$ 25.000 ke partai Minnesota Democratic-Farmer-Labor.
Kemudian di December 2013, Johannes Marliem menggelontorkan dana US$ 25.000 ke WIN Minnesota. Ini merupakan organisasi penggalangan dana untuk para kandidat dan petinggi Partai Demokrat. Masih di tahun yang sama, pada malam Natal 2013, Johannes Marliem menyumbang US$ 25.000 ke Partai DFL.
Tak cuma itu, sang istri yakni Mai Chie Thor pun turut membenamkan duit di panggung politik. Thor yang tercatat sebagai ibu rumah tangga di data Federal Election Commission, pernah menyumbang US$ 100.000 untuk Obama Victory Fund 2012.
Sumber harta Marliem
Darimana Johannes Marliem meraih uang dan mampu menyumbang Obama? Penelusuran KONTAN, Johannes Marliem merupakan CEO dan Pendiri Marliem Marketing Group yang berbasis di Minneapolis.
Mengutip www.marliem.com, Johannes Marliem mendirikan Marliem Consulting dengan ambisi untuk menghubungkan antara teknologi, kebutuhan pemerintah, bisnis dan konsumen. Bizjournals menyebut, Marliem Marketing Group merupakan konsultan yang membantu perusahaan AS untuk menjual produk di Indonesia.
Marliem Consulting menyasar proyek pemerintah lewat produk sistem identifikasi biometrik. Johannes Marliem mengembangkan bisnisnya dibantu empat kolega.
Yakni, Thomas Anderson sebagai Senior Advisor Marliem Consulting. Thomas merupakan mantan pengacara yang handal di bidang imigrasi dan litigasi sipil.
Ada pula Keith Dotseth, konsultan hubungan pemerintah dan litigasi yang pernah menangani krisis peristiwa 9/11 World Trade Center. Kemudian, Donald McFarland ada di posisi Direktur PR Marliem Consulting yang pernah terlibat dalam proyek kampanye LGBT Clinton-Gore. Terakhir, ada Darikka Scollard sebagai Digital Director yang pernah menjadi tim sukses kampanye Presiden Obama.
Yang jelas, sebelum tersangkut kasus korupsi e-KTP, Johannes Marliem pernah tersandung kasus hukum di AS. Pada April 2008, perusahaan Coon Rapids menggugat Johannes Marliem karena tak membayar utang.
Pada Agustus 2008, Johannes Marliem dituntut atas tuduhan penipuan senilai US$ 11.768 karena memberikan cek palsu. Di Juli 2009, Johannes Marliem resmi menjadi tahanan rumah di Maplewood, Minnesota yang tercatat atas nama istrinya.
Kemudian, pada 25 Januari 2010, Johannes Marliem mengaku bersalah atas tuduhan pencurian lewat penipuan dan dinyatakan bersalah.
Tak disangka, dua tahun kemudian nasib Johannes Marliem berubah total. Dia dan istrinya tercatat membeli sebuah rumah mewah seharga US$ 2 juta di Lake Minnetonka. Sejak saat itulah, nama Johannes Marliem masuk pusaran politik AS hingga terseret kasus korupsi e-KTP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News