Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
SWF dalam praktiknya di banyak negara, memiliki banyak tujuan alias goal. Antara lain untuk stabilisasi dana (stabilization funds), sumber dana tabungan untuk generasi di masa depan (savings or future generations fund), untuk dana pensiun (pension reserve funds),dana cadangan investasi (reserve investment funds) serta dana pengelolaan kekayaan negara untuk pembangunan strategis (strategic development sovereign wealth funds)
Dikutip dari Sovereign Wealth Fund Institute, pengelolaan dana melalui SWF lebih mengutamakan imbal hasil (return) daripada likuiditas. Walhasil, ini lebih berisiko dibandingkan cadangan devisa yang dikelola secara tradisional.
Negara yang mengutamakan likuiditas tentu saja akan membatasi investasi SWF pada instrumen surat utang yang sangat likuid, misalnya surat utang pemerintah.
Tapi, ada juga SWF yang berinvestasi langsung pada industri domestik.
Beberapa negara membentuk SWF untuk mendiversifikasi sumber pendapatan. Misalnya, UEA yang kekayaannya sangat bergantung pada ekspor minyak mentah. UEA menempatkan sebagian cadangan devisanya ke SWF yang berinvestasi pada aset-aset yang terdiversifikasi.
Jika ada risiko, semisal harga minyak dunia turun, pendapatan UEA dari hasil investasi lain bisa menutup penurunan tersebut.
UEA adalah salah satu negara yang memiliki SWF di jajaran sepuluh besar dunia, yakni Abu Dhabi Investment Authority dengan dana kelolaan sebesar US$ 579, 62 miliar pada bulan Juli 2020.
Adapun berdasarkan data stastista per Juli 2020, SWF dengan dana kelolaan terbesar adalah sebagai berikut: