Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai dilantik, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keinginannya terkait dengan perubahan sektor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut orang nomor wahid tersebut, Indonesia diminta untuk bisa bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam (SDA), menjadi bisa untuk mengembangkan daya saing dalam sektor manufaktur dan juga jasa modern.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual, yang bisa menjadi harapan bagi Indonesia saat ini adalah sektor jasa dan bukan manufaktur, terutama jasa yang berkaitan dengan keperluan masyarakat di era digital saat ini.
"Di tengah tantangan digitalisasi ini sangat susah untuk maju ke manufaktur karena saat ini penyerapan tenaga kerja dalam sektor tersebut juga berkurang. Makanya lebih cocok untuk memajukan sektor jasa atau soft industry," kata David kepada Kontan.co.id, Senin (21/10).
Baca Juga: Jokowi ingin ada sektor baru tumpuan PDB, Kemenko: Sektor jasa digital punya peluang
Sebelumnya, dalam memajukan sektor tersebut, yang harus dilakukan pertama kali oleh pemerintah adalah dengan melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Karena menurutnya, SDM merupakan komponen kunci dalam sektor jasa.
Sektor jasa yang diimbau David untuk dikembangkan adalah pertama, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) laju pertumbuhan sektor usaha ini dari tahun ke tahun memang mengalami kenaikan laju pertumbuhan.
Hal ini bisa dilihat dari laju pertumbuhan pada tahun 2016 yang sebesar 5,00% (yoy), kemudian naik menjadi 6,79% (yoy) pada tahun 2017, dan kembali naik sebesar 7,13% (yoy) pada tahun 2018. Kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pun sebesar 1,07% dalam 3 tahun tersebut.
Baca Juga: Moody’s menyematkan outlook stabil untuk perbankan Indonesia
David pun menambahkan, lapangan usaha tersebut memang dibutuhkan SDM yang mumpuni untuk mengerti tentang obat, lalu menggunakan dan mengoperasikan alat kesehatan.
Kedua, adalah sektor Jasa Pendidikan. Sebelumnya, menurut BPS, jasa pendidikan ini memang mengalami naik turun laju pertumbuhan dan juga kontribusinya terhadap PDB.
Pada tahun 2016, Jasa pendidikan ini tumbuh sebesar 3,84% (yoy) dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 3,37%. Pada tahun 2017, laju pertumbuhannya sempat turun tipis ke level 3,66% dengan kontribusi ke pertumbuhan ekonomi sebesar 3,28%. Dan pada tahun 2018, laju pertumbuhannya naik pesat menjadi 5,36% (yoy) dengan kontribusi yang menyusut tipis atau sebesar 3,25%.
Jasa Pendidikan pun ada beragam, yaitu pendidikan formal dan non formal. Ada juga akhirnya berkembang menjadi vokasi dan sertifikasi. Dalam sektor ini, yang David imbau untuk lebih mengimplementasikan teknologi digital sehingga nantinya pendidikan bisa lebih maju.
Selanjutnya, ada juga terkait dengan industri kreatif. Menurut David, perkembangan digital ini membuat industri kreatif semakin melebar. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa jeli dan melihat potensi yang jasa yang ada seperti pengadaan game hingga ke bergesernya fungsi media massa.
Baca Juga: Tokopedia optimistis kabinet baru dapat mengembangkan ekonomi digital
"Di sini bahkan sudah bisa terlihat bahwa media massa sudah banyak digunakan untuk pembuatan film dan lain-lain terkait seni. Sudah ada mata pencaharian Youtuber, Selebgram (Selebritis Instagram), dan lain-lain. Itu juga potensi untuk dikembangkan," tambah David.
David pun juga menambahkan bahwa penghasilan dari seorang Youtuber dan Selebgram cukup menjanjikan, bahkan dengan omzet sekitar Rp 5 juta hingga ratusan juta rupiah. Bila diolah dan diatur dengan baik, tentu ini bisa menjadi peluang baru.
Keempat, David mengimbau pemerintah untuk lebih memajukan sektor jasa pariwisata. Hal ini pun dilihat David sudah mulai dilakukan oleh Jokowi lewat pengembangan destinasi pariwisata baru selain Bali.
Baca Juga: Berkemeja putih, Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo sambangi Istana
Selain peluang, rupanya David juga melihat adanya tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam mengembangkan sektor-sektor tersebut. Selain dari masih terbatasnya SDM ahli, Indonesia harus bisa untuk menyesuaikan SDM dengan kebutuhan di lapangan. Ada juga tantangan dari persaingan dengan negara lain.
Namun, David yakin di tengah persaingan dan tantangan tersebut, bila pemerintah dan Indonesia bisa konsisten dan fokus terhadap pengembangan sektor jasa, maka sektor tersebut bisa berkembang dan menjadi tumpuan baru pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News