Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Tim kampanye pasangan capres dan cawapres Prabowo–Hatta mengaku memiliki program terkait pengembangan infrastruktur di Indonesia. Sebab, pembangunan infrastruktur dinilai bisa menyerap angkatan kerja yang lebih banyak.
“Selama ini pertanian kita kalah dengan Thailand padahal dulu lebih maju, ini karena kurangnya infrastruktur yang memadai,” kata Harry Azhar Azis, salah satu tim kampanye nasional Prabowo- Hatta.
Diantara proyek itu antara lain proyek jembatan dan jalan termasuk jalan 3000 km jalan raya nasional baru dan 4000 km rel kereta api. Menurut Harry, jalan merupakan akses barang hasil pertanian dari desa ke kota.
“Kalau subsidi BBM dialihkan sekitar seratus triliun rupiah saja, bisa untuk membangun sekitar sepuluh ribu kilometer jalan,” terang Harry. Dengan adanya jalan, kata dia, jalur disrtibusi desa dan kota kian membaik dan otomatis perekonomian akan meningkat. Terutama penggunaan kereta api sebagai alat transportasi utama.
Alat transportasi massal di perkotaan juga menjadi perhatian utama, terutama dalam hal regulasi. “Jika regulasi baik, maka akan banyak datang investor, pihak swasta perlu diarahkan karena kepentingan mereka untuk keuntungan,” kata Harry.
Sementara itu, pengamat ekonomi Lana Soelistianingsih mengatakan prorgram yang disusun oleh tim Prabowo – Hatta memang bagus kalau bisa terealisasi. “Semua memang harus dicoba, infrastruktur kita memang tidak memadai, terutama masalah jalan,” kata Lana.
Lana mengakui memang masalah pembebasan lahan selalu menjadi masalah utama dalam pembangunan infrastuktur. Untuk itu pemerintah mendatang harus mencari solusi yang pas. “Bagaimanapun juga orang tetap membutuhkan kendaraan pribadi, sehingga butuh ketersediaan jalan yang besar,” jelas Lana.
Sedangkan untuk peningkatan infrastruktur di bidang pertanian, dibutuhkan teknologi yang bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan Indonesia. “Harus ada intensifikasi pertanian untuk mencari bibit padi terbaik. Adanya teknologi, kita bisa mengembangkan lahan pertanian baru di luar Jawa dengan mengubah unsur hara dalam tanah,” terang Lana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News