kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Rekomendasi Satgas Monkeypox IDI untuk Cegah Kasus Cacar Monyet Masuk Indonesia


Selasa, 02 Agustus 2022 / 15:21 WIB
Ini Rekomendasi Satgas Monkeypox IDI untuk Cegah Kasus Cacar Monyet Masuk Indonesia
ILUSTRASI. Satgas Monkeypox Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memastikan belum ada kasus terkonfirmasi infeksi cacar monyet di Indonesia.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satgas Monkeypox Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memastikan belum ada kasus terkonfirmasi infeksi cacar monyet di Indonesia. Meski demikian pemerintah, masyarakat dan tenaga kesehatan harus tetap waspada.

Pasalnya, tiga negara di Asia Tenggara yakni Singapura, Thailand dan Filipina telah melaporkan kasus terkonfirmasi monkeypox. Adapun Singapura mengkonfirmasi 11 kasus, Thailand dua kasus dan Filipina satu kasus.

Per akhir Juli 2022 sudah terdapat 76 negara yang melaporkan kejadian infeksi monkeypox, dengan total kasus terkonfirmasi sekitar 22.485 kasus di seluruh dunia.

Baca Juga: Waduh! India Konfirmasi Kematian Cacar Monyet Pertama di Asia

"Di Indonesia sampai hari ini belum terdapat kasus konfirmasi monkeypox. Tapi tidak (berarti) terus pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat tak waspada," kata Ketua Satgas Monkey Pox PB IDI dr. Hanny Nilasari dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/8).

Sebagai upaya mitigasi dan merespon Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah menetapkan wabah penyakit monkeypox itu sebagai kondisi kesehatan darurat, maka Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) membentuk satuan tugas (Satgas) Monkeypox IDI.

Dalam hal ini PB IDI juga mengeluarkan rekomendasi yang diberikan kepada pemerintah, masyarakat dan tenaga kesehatan.

Bagi pemerintah, IDI merekomendasikan, pertama memperluas dan memperketat skrining pada pintu masuk pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas darat negara (PLDN). Kemudian melakukan pengawasan terhadap pelaku perjalanan melalui pengamatan suhu tanda dan gejala penyakit tersebut.

"Pelaku perjalanan dengan kondisi demam sebaiknya dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter petugas pada pelabuhan tersebut, baik pelabuhan bandara maupun PLDB," kata Hanny.

Kedua, pemerintah diminta meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam diagnosis molekuler spesimen pasien yang dicurigai menderita monkeypox sesuai rekomendasi WHO. Ketiga, perlunya edukasi terkait epidemi, gejala, cara penularan dan pencegahan.

Keempat, meningkatkan kemampuan identifikasi kontak erat pada pasien suspek dan kemampuan identifikasi suspek dan probabel monkeypox. Kelima, memberikan informasi situasi terkini kepada masyarakat mengenai perkembangan monkeypox secara berkala. Hal ini agar tidak terjadi kepanikan akibat ketimpangan informasi.

Kemudian kepada tenaga kesehatan IDI merekomendasikan, untuk segera melaporkan ke Dinas Kesehatan setempat apabila terdapat kasus sesuai dengan kriteria suspek atau probabel monkeypox.

Serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan klinis dalam pendekatan diagnosis serta tata laksana monkeypox untuk meningkatkan kewaspadaan pada pasien dengan gejala klinik sesuai dan mencegah terjadinya komplikasi.

Baca Juga: Spanyol Laporkan Kematian Kedua Terkait Cacar Monyet di Eropa

Tenaga Kesehatan juga direkomendasikan untuk ikut melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai tanda, gejala penularan dan pencegahan infeksi monkeypox.

"Kemudian mendukung dilakukannya kontak tracing apabila ada kasus dan informasi monkeypox untuk menurunkan risiko penyebaran infeksi," ujarnya.

Tenaga kesehatan juga harus selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap ketika menangani pasien dengan kecurigaan monkeypox. Seperti mengenakan masker serta membersihkan benda atau permukaan yang telah disentuh oleh pasien.

Terakhir kepada masyarakat, IDI merekomendasikan untuk mengurangi risiko penularan dengan selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS. Kemudian masyarakat diminta menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan menjaga higienitas pangan.

Selanjutnya, masyarakat juga diminta menghindari kontak langsung dengan hewan penular yang diduga terinfeksi, seperti hewan pengerat, marsupial, primata, baik hewan mati maupun hidup.

Kemudian, bagi pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit, diminta segera memeriksakan jika ditemukan gejala monkeypox. Jika memenuhi kriteria probabel monkeypox, masyarakat diminta untuk melakukan isolasi hingga gejalanya menghilang.

Untuk ibu hamil yang mengalami kontak dengan pasien kontak langsung dapat melakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk mencegah penularan kepada janin.

"Yang terakhir masyarakat dihimbau untuk secara sukarela memberikan informasi yang jujur apabila mengalami ataupun memiliki kontak dengan pasien monkeypox," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×