kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.214   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.106   9,09   0,13%
  • KOMPAS100 1.062   0,11   0,01%
  • LQ45 836   0,28   0,03%
  • ISSI 215   0,22   0,10%
  • IDX30 427   0,57   0,13%
  • IDXHIDIV20 515   1,62   0,31%
  • IDX80 121   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,18   -0,14%
  • IDXQ30 143   0,25   0,18%

Ini plus minus pelemahan rupiah bagi penerimaan pajak


Selasa, 04 September 2018 / 23:01 WIB
Ini plus minus pelemahan rupiah bagi penerimaan pajak
ILUSTRASI. Dirjen Pajak Robert Pakpahan


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa pekan belakangan nilai rupiah perlahan semakin melemah. Namun demikian pelemahan ini dinilai berdampak postif pada penerimaan pajak.

“Kurs secara jangka pendek dampaknya positif terhadap penerimaan pajak. Karena komponen penerimaan pajak kita kan ada yang PPN impor. Ini dipengaruhi kurs, PPh pasal 22 impor juga dipengruhi kurs,” kata Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pajak di Gedung DPR/MPR, Selasa (4/9).

Di sisi lain, Robert menyebut, jika kurs rupiah semakin melemah, maka semakin sulit para wajib pajak untuk menjalankan komitmennya. Sedangkan untuk jangka panjangnya, Robert mengatakan harga barang impor akan semakin naik dan basisnya akan menurun.

“Kalau kurs rupiahnya lebih tinggi (melemah) ya lebih bahaya bayar pajaknya itu jangka pendek. Kalau jangka panjang berarti kalau harga impor naik pasokan impor lebih menurun kemudian basisnya menurun,” ujarnya.

Lebih lanjut Robert mengatakan bahwa hal ini perlu dianalisa lebih mendalam agar baik konsumen maupun produsen sama-sama menyetujui harga suatu barang. Ini dilakukan agar konsumen bersedia membeli untuk sejumlah barang sama dengan harga dimana produsen bersedia menjual untuk sejumlah barang tersebut.

“Itu dari satu sisi, tapi kan kemudian yang ekspor bagaimana? Ekspor kan lebih murah di luar negeri, jadi laku ekspornya. Nah, ini harus dilihat secara ekuilibrium, supaya lebih komprihensif.

Kalau secara jangka pendek kalau kurs melemah ya PPh 22 impor dan PPN impor saja yang naik, karena kan memang angka impor sangat strong pada Januari sampai Agustus,” ujarnya.

Robert juga mengatakan bahwa kurs yang melemah sejauh ini tidak melampaui APBN. Namun, kalau kurs terus melemah maka ekuilibiriumnya akan berkurang.

“kurs yang melemah itu ada pada porsi ABPN sendiri ya. Kan APBN itu sebagian dari ekonomi. Kalau kurs melemah terus, baru ekuilibiriumnya bergerak, apakah ada impornya berkurang secara volumenya. Ekspornya seberapa jauh merespon pertumbuhan ekspor?” ungkapnya.

Robert menyebut bahwa sejauh ini outlook nilai tukar rupiah terhadap dollar AS cukup konsisten dengan pergerakan yang sehat.

“Sudah bagus lah itu, trennya cukup konsisten, pertumbuhan yang sehat tinggal kita teruskan saja nanti,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×