Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat penerimaan negara mencapai Rp 1.320,7 triliun selama semester I-2024. Penerimaan negara tersebut turun 6,2% secara tahunan (yoy) dari semester I 2023 tercatat Rp 1.407,9 triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani menerangkan, komponen pendapatan negara dari sisi penerimaan perpajakan tercatat hanya sebesar Rp 1,028 triliun, atau turun 7%. Penerimaan dari komponen ini setara 44,5% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Sementara komponen penerimaan pajak tercatat Rp 893,8 triliun atau turun 7,9%. Penerimaan pajak ini setara 44,9% dari target APBN 2024.
Kemudian, penerimaan dari kepabeanan dan cukai mencapai Rp 134,2 miliar atau turun 0,9% secara yoy. Penerimaan bea dan cukai tersebut setara 41,8% dari target APBN 2024. Sementara penerimaan negara bukan pajak tercatat sebesar Rp 288,4 triliun atau turun 4,5% yoy.
"Jadi seluruh komponen penerimaan perpajakan dan PNBP semuanya mengalami kontraksi sehingga total pendapatan negara mencapai Rp 1.320,7 triliun atau terkontraksi 6,2%," kata Sri Mulyani dalam Laporan Realisasi Semester I dan prognosis Semester II Pelaksanaan APBN 2024 di gedung DPR RI, Senin (8/7).
Baca Juga: Hingga Semester I 2024, Belanja Negara Tersalurkan Rp 1.398 triliun
Selain itu, Sri Mulyani juga menjelaskan penurunan pendapatan negara disebabkan oleh turunnya harga komoditas, khususnya batu bara dan minyak sawit (crude palm oil/CPO).
"Penurunan (harga komoditas) ini terjadi sejak tahun 2023 dan pengaruhnya adalah pada penerimaan pajak, karena pajak dari (PPh) Badan dipengaruhi oleh penerimaan tahun 2023," kata Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News