kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penjelasan pemerintah soal keikutsertaan 8 platform digital di kartu prakerja


Rabu, 22 April 2020 / 21:00 WIB
Ini penjelasan pemerintah soal keikutsertaan 8 platform digital di kartu prakerja
ILUSTRASI. Penandatanganan MoU Mitra Kartu Prakerja antara Karaniya Dharmasaputra (Presiden Direktur OVO) dan Denni Puspa Purbasari (Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja) disaksikan oleh Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) d


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, memberi penjelasan tentang keikutsertaan elapan platform digital yang menjadi mitra dalam program kartu prakerja.

Denni menyebut, program kartu prakerja ini dirancang dalam waktu yang cukup lama dan diskusi dengan pemangku kepentingan yang terlibat sudah berlangsung sejak tahun lalu.

"Desain program kartu prakerja ini tidak lahir sekonyong-konyong, karena ini sudah didiskusikan sejak Juni, bahkan saya masih jadi deputi ekonomi di KSP. Tidak terhitung saya konsultasi dengan para pemangku kepentingan mulai dari peneliti ekonomi, lembaga penelitian, serikat pekerja, Kadin, Apindo, hrd perusahaan dan digital platform," ujar Denni dalam konferensi pers yang digelar secara virutal, Rabu (22/4).

Baca Juga: Pemerintah transfer uang ke peserta program kartu prakerja, ini besaran nominalnya

Bahkan menurut Denni, pihaknya pun menginginkan penandatangann nota kesepahaman (MoU) dengan mitra prakerja sudah ditandatangi pada November 2019. Menurutnya, dengan MoU yang sudah ditandatangai maka mitra akan berupaya untuk berinvestasi untuk menghasilkan hasil yang lebih baik.

"Kami ingin ada ancang-ancang semua investor yang ada di belakang semua perusahaan untuk berinvestasi lebih besar, karena kita akan punya program besar ini. Kalau memiliki minat, investasi, untuk melayani lebih baik kepada publik," terang Denni.

Terkait dengan keikutsertaan beberapa startup, Denni tak menampik bahwa ada startup unicorn di Indonesia yang menolak untuk menjadi mitra program kartu prakerja di tahap awal. Menurut dia, kedua unicorn tersebut masih melihat seperti apa model bisnisnya, apakah model bisnis tersebut bisa diterapkan atau tidak.

Denni juga membahas terkait keterlibatan Ruangguru dalam program ini. Menurut dia, Ruangguru yang memang sudah bergelut dalam bidang pendidikan sudah sesuai dengan program kartu prakerja.

"Ruangguru yang disebut-sebut memang bisnisnya jualan modul, dan kami tidak bisa menafikan itu. Itu memang fakta," kata dia.

Baca Juga: Jumlah peserta program kartu prakerja gelombang I capai 168.111 orang

Masuknya Ruangguru sebagai salah satu mitra platform digital program kartu prakerja menjadi polemik. Keterlibatan Ruangguru dalam program ini dianggap memiliki konflik kepentingan mengingat pendiri Ruangguru Adamas Belva Syah Devara sempat menjadi salah satu staf khusus Presiden Joko Widodo.

Lain dengan Ruangguru, Denni pun mengungkit mitra lain yang tidak fokus di bidang pendidikan, seperti Tokopedia dan Bukalapak. Dia mengatakan kedua digital platform tersebut tetap digandeng pemerintah untuk ikut menjadi mitra kartu prakerja.

"Karena syarat dari digital paltform menurut permenko itu memiliki cakupan nasional, memiliki kemampuan teknologi informasi, dan kemampuan untuk melakukan kurasi dengan lembaga penelitian dan lain-lain," kata Denni.

Denni mengatakan, keputusan digital platform untuk ikut menjadi mitra program kartu prakerja diserahkan pada masing-masing perusahaan.

Baca Juga: Beri stimulus sektor riil, Jokowi harap tak ada PHK

Dia pun memastikan pemerintah tidak hanya membatasi mitra program kartu prakerja hanya 8 digital platform saja. Dia menyebut sudah ada 3 perusahaan lain yang menyatakan siap untuk bergabung. Menurut dia, ketiga perusahaan ini sedang melakukan berbagai persiapan. Bertambahnya platform digital dan jenis pelatihan dalam program kartu prakerja ini pun dianggap sebagai salah satu hal penting.

"Kami meyakini kompetisi menciptakan inovasi, kompetisi  akan menekan harga yang semula tinggi menjadi kompetitif, dan kemudian lebih banyak opsi untuk lembaga pelatihan yang biasanya kecil untuk bermitra dengan digital platform yang diinginkan," ujar Denni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×