kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penjelasan mengapa masyarakat susah untuk tetap di rumah saat wabah corona


Kamis, 16 April 2020 / 00:40 WIB
Ini penjelasan mengapa masyarakat susah untuk tetap di rumah saat wabah corona


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Jumlah kasus virus corona baru di Indonesia tiap hari mengalami kenaikan yang signifikan. Pemerintah pun berulang kali meminta masyarakat untuk tinggal di rumah.

Bahkan, wilayah Jabodetabek menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengerem penyebaran virus corona. Pemerintah membatasi pergerakan orang di luar rumah.

Tapi, masih banyak masyarakat yang membandel. Lantas, mengapa masyarakat Indonesia susah untuk diminta agar tetap berada di rumah selama pandemi virus corona?

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Drajat Tri Kartono mengungkapkan, fenomena tersebut terjadi karena kurang eratnya social control yang pemerintah lakukan.

Baca Juga: ITC Roxy Mas disegel karena banyak toko buka saat PSBB

"Jadi, mengapa ada social control dan government control, penyebab pertama karena inisiatif dan kontrol yang paling kuat ini dilakukan oleh negara belum bergandengan erat dengan social control," ujar Drajat kepada Kompas.com.

Menurutnya, jika government control bergerak sendiri, harus diikuti oleh aparatur yang kuat untuk pengendaliannya. Sebab, jika government control itu hanya berupa nasihat, maka penguatannya dinilai kurang.

Tetapi, bila government control dan implikasi-implikasi pada perizinan serta administrasi di beberapa tempat diterapkan secara ketat, dan bagi pelanggar dikenai sanksi, itulah yang efektif bagi social control.

Drajat menambahkan, jika telah diterapkan government control dan dilakukan darurat sipil atau darurat militer, maka dipastikan tidak akan ada yang melawan.

Baca Juga: Beroperasi saat PSBB, industri garmen di KBN Cakung disegel

Selain itu, Drajat menyampaikan, hal terpenting yang sejak awal harus dibangun yakni inisiatif dan pergerakan dari pemerintah. "Aturan ini harus dibuat agar masyarakat terbangun inisiatifnya untuk menyadari bahaya akan virus corona," katanya.

Tidak ada kompensasi negara

Faktor lain yang menjadi penyebab ketidakpatuhan adalah ada keterampasan yang tidak disertai dengan kompensasi. Sehingga, masyarakat mengalami kesulitan secara ekonomi tapi mereka tidak boleh keluar rumah.




TERBARU

[X]
×