Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, menganggap kampanye hitam "RIP Jokowi" yang beredar di Facebook dan Twitter sudah keterlaluan.
"Pertama, itu ngawur. Kedua, itu sudah brutal dan keterlaluan," ujar Jokowi sesaat sebelum meninggalkan Balaikota, Jakarta Pusat, pada Kamis (8/5/2014) siang.
Pria yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu sebenarnya ingin serius menindaklanjuti kampanye hitam itu ke ranah hukum. Namun, Jokowi mengaku bahwa sulit untuk mencari tahu siapa pihak yang menyebarkan kampanye itu.
"Tapi, biar tim legal hukum kitalah yang ngurusin," ucapnya.
Meski diakui mengganggu citranya sebagai bakal capres, Jokowi yakin masyarakat tidak terpengaruh isu tersebut. Menurut dia, masyarakat Indonesia sudah pintar dalam memilih isu.
Sebelumnya, beredar gambar ucapan dukacita untuk Ir Herbertus Joko Widodo. Ada foto Jokowi di gambar tersebut. Bentuk gambar tersebut berupa iklan pengumuman kematian yang sering dimuat di surat kabar.
Sebagai awalan dalam gambar tersebut, tercantum tulisan yang mengumumkan “kematian” Jokowi pada 4 Mei 2014.
"Telah meninggal dengan tenang pada hari Minggu 4 Mei 2014 pukul 15.30 WIB, suami, ayah, dan capres kami tercinta satu-satunya."
Pengumuman dilanjutkan dengan informasi mengenai lokasi “jenazah” Jokowi akan dikebumikan. "Jenazah akan disemayamkan di kantor PDIP Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan dan akan dikremasi pada Selasa 6 Mei 2014."
Sebagai penutup pada pengumuman tersebut, tercantum nama istri Joko Widodo, Iriana Widodo, sebagai pihak yang dikondisikan sebagai pemasang iklan. Selanjutnya, tertulis nama Megawati Soekarno Putri sebagai pihak yang ikut “berdukacita”.
Mengenai asal-muasal peredaran gambar ini belum diketahui. Akan tetapi, gambar tersebut mengundang komentar dari pengguna Facebook. Kebanyakan menganggap gambar ini adalah kampanye hitam. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News