Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio pajak Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo sudah punya jurus untuk meningkatkan rasio pajak Indonesia jika kelak terpilih sebagai presiden..
Ganjar bilang, ada dua cara menaikkan rasio pajak terhadap produk domestik bruto (PDB). Yakni dengan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak yang berbasis data.
"Ektensifikasi pajak dilakukan secara targeted pada kelompok-kelompok yang spesifik sehingga memberikan dampak optimal terhadap penerimaan pajak," ujar Ganjar dalam menanggapi pertanyaan dari Wakil Ketua Umum Kadin bidang Investasi Tony Wenas dalam Dialog Capres Bersama Kadin, Kamis (10/1).
Baca Juga: Prabowo-Gibran Tidak Berencana Menaikkan Tarif Pajak
Ektensifikasi pajak perlu dilakukan melalui diskusi bersama atau dialog bukan melalui ancaman pengenaan sanksi dan semacamnya.
"Ektensifikasi ini punya jumlah besar dan seharusnya bisa diajak dialog. Jadi bukan diancam, karena mereka ini punya semangat berusaha," kata Ganjar.
Sementara itu, intensifikasi perlu dilakukan secara spesifik kepada segmen wajib pajak yang belum patuh. "Jadi bukan terhadap mereka yang sudah patuh membayar," ujar dia.
Kadin menggelar diskusi dengan tiga capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo di Djakarta Theater, Kamis (11/1). Pembahasan utama adalah Indonesia Emas 2043.
Ganjar menjadi capres yang hadir pertama dalam diskusi ini. Sedangkan Anies Baswedan baru akan hadir malam ini pukul 19.00 WIB.
Namun, Prabowo yang semula dijadwalkan datang sore ini setelah Ganjar, batal hadir. Kehadiran Prabowo diundur hingga besok, Jumat (12/1).
"Insya Allah Pak Prabowo, besok pukul 09.00 WIB. Mungkin (tidak hadir karena) beliau sedang bertugas," kata Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, Anindya Bakrie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News