Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Dengan semakin dekatnya pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh MRT Jakarta dan kontraktor di sepanjang koridor Sisingamangaraja – Sudirman – Bundaran HI, persiapan pekerjaan konstruksi serta rekayasa lalu lintas di area tersebut semakin intensif dilakukan.
Termasuk persiapan penutupan lajur di median jalan Thamrin Depan Kantor Kedutaan Besar Jepang, dan dilanjutkan persiapan penutupan lajur di wilayah transisi Jalan Sisingamangaraja dekat Bundaran Patung Pemuda.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami menjelaskan bahwa konsekuensi dari dimulainya pekerjaan konstruksi MRT di area Sisingamangaraja – Sudirman – Bundaran HI adalah dilakukannya penutupan lajur pada median jalan di beberapa titik dalam waktu yang relatif lama yakni kurang lebih 4 tahun.
Untuk mengurangi dampak terhadap lalu lintas, MRT Jakarta akan tetap mempertahankan jumlah lajur kendaraan di titik-titik tersebut kecuali jika di titik tersebut tidak dimungkinkan untuk menyiapkan lajur pengganti karena beberapa alasan.
“Kami akan berusaha agar semua titik yang lajur median jalannya ditutup mulai dari Sisingamangaraja sampai Bundaran HI jumlah lajurnya tetap sama, kecuali di beberapa titik yang tidak dimungkinkan dilakukan penambahan lajur, seperti di area transisi Sisingamangaraja dan di depan Kedutaan Besar Jepang,” Jelas Dono dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/2).
Inilah titik-titik yang akan mengalami penutupan jalur:
- Jalur transisi di ujung Jalan Sisingamangaraja menuju ke Patung Pemuda Membangun (akan ada pengurangan satu lajur, persiapan penutupan April 2014)
- Lokasi Bakal Stasiun MRT Senayan di depan Ratu Plaza (jumlah lajur tetap sama, persiapan penutupan April 2014)
- Lokasi Bakal Stasiun MRT Istora di depan Pintu Masuk Istora Senayan (jumlah lajur tetap sama, persiapan penutupan April 2014)
- Lokasi Bakal Stasiun MRT Bendungan Hilir (jumlah lajur tetap sama, persiapan penutupan April 2014)
- Lokasi Bakal Stasiun MRT Setiabudi (Jumlah lajur tetap sama, persiapan penutupan Februari 2014)
- Lokasi Bakal Stasiun MRT Bundaran HI Jalan Thamrin di depan Gedung Kedutaaan Besar Jepang (akan ada pengurangan satu lajur di sisi barat arah Monas, persiapan penutupan Akhir Januari 2014).
Menurut Dono, lokasi transisi Jalan Sisingamangaraja dan Bundaran HI tidak dimungkinkan untuk disiapkan lajur pengganti. Itu dikarenakan lebar badan jalan yang kurang, serta lebar trotoar yang sempit.
“Lebar badan jalan sepanjang Jalan Sudirman rata-rata diatas 50 meter dengan trotoar yang lebar, sedangkan di jalur transisi dan lokasi depan Kedubes Jepang hanya 34 meter dan 43 meter dengan kondisi trotoar yang sempit. Karena itu sangat sulit untuk dilakukan penambahan lajur pengganti,” katanya.
Sebagai informasi, lajur pengganti di Jalan Sudirman dipenuhi dengan mengupas jalur hijau (Green Belt) dan mengambil sebagian trotoar jalan yang pekerjaannya saat ini sedang dilakukan.
Lebih lanjut dikatakan oleh Dono Boestami bahwa pekerjaan persiapan penutupan lajur segera dimulai pada minggu ini dilokasi depan Kedubes Jepang. Jumlah lajur di sisi Timur arah Semanggi akan tetap sama sedangkan jumlah lajur di sisi Barat arah Monas akan berkurang satu.
Pemilihan pengurangan lajur sisi Barat arah Monas dilakukan karena arus kendaraan pada lajur tersebut umumnya lebih sedikit dibandingkan dengan arah sebaliknya.
Persiapan penutupan satu lajur didepan Kedubes Jepang akan dimulai malam ini dengan melakukan pemagaran pada lokasi tersebut.
Relokasi utilitas pipa gas
Selain persiapan penutupan lajur, pekerjaan persiapan lain menuju konstruksi MRT dilakukan di koridor Sisingamangaraja – Sudirman – Bundaran HI adalah dilakukannya pekerjaan relokasi saluran utilitas pipa gas di area trotoar depan Ratu Plaza selama yang berlangsung selama kurang lebih 3 (tiga) minggu. Pekerjaan ini telah dimulai pada tanggal 27 Januari dan diperkirakan akan berakhir pada tanggal 17 Februari 2014.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta M. Nasyir menuturkan, sebagaimana pekerjaan konstruksi MRT yang selama ini dilakukan, pekerjaan relokasi utilitas tersebut dilakukan pada malam hari mulai pukul 22.00 sampai pukul 05.00, agar tidak memberi dampak yang besar terhadap kondisi lalu lintas.
Satu lajur di jalur lambat akan ditutup selama periode pekerjaan dan akan dibuka kembali pada siang hari. Pada siang hari penutupan dilakukan selebar 1,5 meter di jalur lambat pada sisi jalur hijau.
“Kami senantiasa berusaha untuk mengurangi dampak lalu lintas dari setiap pekerjaan kami, tapi kami tetap menghimbau agar masyarakat yang melintas di jalur tersebut untuk berhati-hati dan mematuhi rambu - rambu dan arahan dari petugas lapangan,” tegas M. Nasyir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News