Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pada 2021, LPS juga melakukan inovasi pengembangan sistem Single Customer View (SCV) yang akan mempercepat pembayaran klaim penjaminan, serta pengembangan Integrated Core System (ICS) yang akan mengoptimalkan digitalisasi proses kerja di LPS.
Pada kesempatan tersebut, dipaparkan pula mengenai risiko di sistem keuangan yang perlu diantisipasi pada tahun 2022 mendatang. Menurutnya risiko yang perlu diantisipasi adalah kenaikan kembali kasus Covid-19 global, akibat penyebaran varian Omicron.
“Pengamatan kami melihat bahwa dampak Covid-19 ini diperkirakan akan semakin kecil ke depan, karena kami melihat pemerintah saat ini sudah bisa mengendalikan dengan baik. Yang terpenting, kita semua tetap waspada dan jangan lengah,” terangnya.
Lebih jauh, terkait dengan dinamika perekonomian global, terkait dengan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed yang proses tapering off nya akan berakhir lebih cepat sekitar bulan Maret tahun depan. Ia menekankan bahwa Indonesia tidak selalu harus mengkhawatirkan siklus kebijakan moneter di Amerika Serikat.
Baca Juga: Jelang Tutup Tahun, OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Membaik
“Karena Indonesia adalah negara besar dan kita harus menyesuaikan dengan kebutuhan ekonomi nasional, tentunya dengan mengikuti kaidah-kaidah kebijakan ekonomi global. Kami yang tergabung di Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK, bersama-sama akan terus mengawal dan senantiasa mempererat koordinasi untuk mengantisipasi berbagai potensi risiko bagi stabilitas sistem keuangan tersebut, dan terus mendorong upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional,” tegas Purbaya.
Outlook perbankan ke depan akan semakin baik sejalan dengan pemulihan ekonomi Indonesia. Menurutnya, indikasinya adalah laba dan pertumbuhan kredit perbankan yang terus mengalami kenaikan dari bulan ke bulan. Peningkatan kinerja perbankan ini menjadi modal bagi perbankan untuk melangkah di tahun 2022.
“Laba bersih perbankan terus mengalami kenaikan. Per bulan November 2021, laba bersih perbankan tercatat sebesar Rp 131,2 triliun atau meningkat 34,1% secara tahunan (YoY). Pertumbuhan kredit juga menunjukkan kenaikan sebesar 4,4% YoY,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News