kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini cara Risma kelola sampah di Surabaya


Selasa, 25 Februari 2014 / 07:39 WIB
Ini cara Risma kelola sampah di Surabaya
ILUSTRASI. Ilustrasi harga emas siang ini, Kamis (6/10/2022), produksi Antam dan UBS di Pegadaian. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SURABAYA. Kota Surabaya di Jawa Timur, dipilih menjadi tuan rumah Hari Peduli Sampah 2014. Di antara alasannya, Kota Surabaya dinilai berhasil mengelola sampah. Bagaimana cara kota ini mengelola sampahnya?

Menurut Walikota Tri Rismaharini, Surabaya menghasilkan rata-rata 1.200 ton sampah per hari. Sampah tersebut tidak dibuang tapi dimanfaatkan kembali.

Pemanfaatan kembali itu berupa mengolah sampah menjadi kompos untuk tanaman di taman kota, untuk bahan pembangkit listrik, dan sebagian lagi direproduksi menjadi bahan yang bernilai ekonomis.

"Kami mau bangun tempat pengolah kompos dan tempat khusus pengolah sampah menjadi bahan pembangkit listrik berkapasitas 40 ribu Watt di tiga kecamatan," kata Risma usai Deklarasi Menuju Indonesia Bersih 2020 di halaman Balaikota Surabaya, Senin (24/2/2014).

Konsep pemanfaatan sambah sebagai bahan pembangkit listrik sebelumnya juga sudah ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Keputih. "Bahkan di sana kapasitasnya sudah 60 ribu kilo Watt," tambahnya.

Risma mengaku bersyukur, bahwa warga kota sudah mulai berpikir memanfaatkan sampah menjadi bahan yang bernilai ekonomis baik oleh lembaga maupun perorangan. Pemerintah Kota Surabaya juga banyak melatih fasilitator lingkungan, dari ibu-ibu rumah tangga sampai kalangan pelajar.

Selain itu, kerap pula digelar lomba kebersihan di kampung-kampung, yang memicu masyarakat peduli pada lingkungan. "Prinsipnya, semakin sedikit sampah dibuang ke TPA, semakin baik," pesan Risma. (Kontributor Surabaya, Achmad Faizal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×