Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di level 4,25% dinilai sudah mencemati semua risiko. Hal ini dilakukan untuk mencapai target inflasi, nilai tukar rupiah dan current account deficit (CAD).
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, keputusan pemerintah pusat dalam menentukan suku bunga, mengarah pada pencapaian inflasi dan nilai tukar yang tercermin dari keseimbangan pada CAD.
“Sampai dengan posisi hari ini kita lihat risiko terhadap indikator tersebut tetap ada, namun demikian untuk inflasi sasaran inflasi kita masih akan tercapai proyeksi inflasi ke depan masih akan masuk dalam sasaran 3,5% plus minus 1%,” ujarnya seusai konferensi pers, Kamis (19/4).
Dodi melanjutkan, dari sisi CAD, risiko kenaikan defisit masih terjadi dan diprediksi akan meningkat minimal dari tahun 2017. Hal ini terlihat darioi tajamnya kenaikan impor sejalan dengan membaiknya kegiatan investasi dan ekspor.
“Namun pada rekor defisit, rasio defisit yang masih dalam batas aman kita yakni di bawah 3% terhadap PDB,” ucapnya optimis.
Dia menambahkan, BI memprediksikan CAD hingga akhir tahun masih dalam kisaran 2% hingga 2,5%.
Atas dasar itu, lanjutnya BI tidak perlu memikirkan perubahan suku bunga apalagi kenaikan yang justru dikhawatirkan akan menjadi kontra produktif pada pertumbuhan ekonomi, di tengah momentum pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung.
“BI terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, yang terus berjalan ditengah stabilitas yang masih bisa kita jaga. Juga di tengah risiko global dan risiko ekonomi yang masih perlu diwaspadai,” paparnya.
Dengan risiko yang akan datang memberikan indikasi bahwa ruang untuk menurunkan suku bunga relatif kecil ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News