kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Inflasi tahun depan makin melandai


Kamis, 03 November 2011 / 18:29 WIB
Inflasi tahun depan makin melandai
ILUSTRASI. Kian bersahabat, harga mobil bekas Toyota Fortuner kini termurah Rp 110 juta


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Perlambatan ekonomi dunia yang terjadi tahun depan diprediksi berimbas pada rendahnya angka inflasi. Makanya, Bank Indonesia (BI) masih optimis, inflasi Indonesia pada tahun depan masih terjaga di dalam kisaran target dalam APBN 2012 sebesar 5,3%.

Peneliti Ekonomi Utama Biro Kebijakan Moneter BI Darsono sangat yakin inflasi tahun depan masih akan rendah. "Dalam artian masih di dalam range target," ujarnya Kamis (3/11). BI memproyeksikan, inflasi tahun depan akan ada di kisaran 4,5% plus minus 1%.

Seperti diketahui, tahun depan pemerintah mematok target inflasi sebesar 5,3%, sedangkan pertumbuhan ekonomi masih dipatok di angka 6,7%. Hanya saja, kalangan ekonom dan lembaga keuangan internasional seperti IMF memprediksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan hanya akan ada di kisaran 6,3% - 6,4%.

BI menghitung, inflasi hingga akhir 2011 masih bisa terjaga di bawah 5%. Pasalnya, hingga sepuluh bulan pertama tahun ini, inflasi masih di bawah 3%. Meski masih ada dua bulan di akhir tahun di mana inflasi diperkirakan lebih tinggi ketimbang bulan Oktober, tapi ia yakin inflasi tahun ini masih di bawah 5%.

Darsono beralasan, secara fundamental, Indonesia bisa menjaga kemampuan pasokan barang kebutuhan pokok dengan baik, sehingga tidak ada tekanan dari sisi permintaan. "Rata-rata tahun 2011 rupiah masih terapresiasi, itu mendorong tekanan inflasi menurun," ungkapnya. Ditambah lagi, harga komoditas sudah cenderung menurun.

Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan menambahkan hingga akhir tahun ini inflasi masih bisa terjaga di kisaran 4% - 4,5%, dan menjadi 5% di tahun depan. Alasannya, ke depan penguatan nilai tukar masih akan terjadi apalagi kalau Indonesia masuk ke peringkat investasi (investment grade).

Selain itu, Fauzi bilang melambatnya perekonomian global membuat kenaikan harga komoditas tidak terlalu kencang. Lagi pula, kemungkinan kenaikan harga BBM sudah semakin kecil menyusul keputusan pemerintah yang memilih melakukan pengendalian volume BBM subsidi dengan melakukan pembatasan. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan melambat (sebagai dampak perlambatan ekonomi dunia)," jelasnya.

Kalau inflasi terkendali, maka BI bilang memang ada peluang penurunan suku bunga acuan (BI rate). Hanya saja, BI akan terus mencermati dan mengevaluasi seluruh parameter ekonomi domestik dan ekonomi global.

Fauzi memperkirakan BI rate masih akan turun ke kisaran 6% pada akhir tahun ini. Pasalnya, "Inflasi dan ekspektasi (inflasi) tahun depan juga rendah, otomatis ada ruang untuk BI rate diturunkan jadi 6% di akhir tahun ini atau awal tahun depan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×