kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.072   87,75   1,26%
  • KOMPAS100 1.056   15,28   1,47%
  • LQ45 830   12,75   1,56%
  • ISSI 214   1,84   0,87%
  • IDX30 423   6,75   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,91   1,58%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,55   0,45%
  • IDXQ30 141   2,04   1,47%

Inflasi pada Semester I 2023 Diproyeksi Masih Tinggi, Ini Pemicunya


Kamis, 01 Desember 2022 / 18:48 WIB
Inflasi pada Semester I 2023 Diproyeksi Masih Tinggi, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Aktivitas jual beli di pasar tradisional, Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/10).?Inflasi pada Semester I 2023 Diproyeksi Masih Tinggi, Ini Pemicunya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada semester I-2023 berpeluang tetap bergerak melampaui batas atas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% year on year (yoy). 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, inflasi pada semester I-2023 bergerak di kisaran 5% yoy. 

Menurutnya, ini karena pengaruh dari dampak lanjutan (second round impact) kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta dampak kenaikan upah minimum provinsi (UMP). 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) November Turun Jadi US$ 87,50 Per Barel

“Dampak kenaikan harga BBM tetap terasa di Januari 2023. Ditambah ada kenaikan UMP yang penyesuaiannya pada Januari 2023 tetapi penerapannya mungkin sampai kuartal II-2023,” terang David kepada Kontan.co.id, Kamis (1/12). 

Nah, kenaikan UMP ini di satu sisi memang menjaga daya beli para pekerja. Namun, di satu sisi kenaikan UMP akan menaikkan permintaan yang juga berpotensi mengerek inflasi. 

Kabar baiknya, inflasi akan bergerak melandai pada awal semester II-2023. Dengan ini, inflasi di keseluruhan tahun 2023 berpotensi berada di kisaran 3% yoy hingga 4% yoy, atau kembali ke kisaran sasaran BI yang sebesar 2% - 4%. 

Namun tetap saja, untuk membawa inflasi kembali ke kisaran sasaran, pemerintah maupun otoritas moneter harus berupaya keras. 

Dari sisi pemerintah, perlu ada jaminan kecukupan suplai makanan pokok. David menyoroti ketersediaan beras. Sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, pasokan beras perlu dijaga. Apalagi, beras sudah memberi andil pada inflasi IHK selama beberapa bulan terakhir. 

Baca Juga: Harga Rumah di Sejumlah Negara Tertekan, Ini Sebabnya



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×