kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.625   22,00   0,13%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Inflasi pada Semester I 2023 Diproyeksi Masih Tinggi, Ini Pemicunya


Kamis, 01 Desember 2022 / 18:48 WIB
Inflasi pada Semester I 2023 Diproyeksi Masih Tinggi, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Aktivitas jual beli di pasar tradisional, Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/10). Inflasi pada Semester I 2023 Diproyeksi Masih Tinggi, Ini Pemicunya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada semester I-2023 berpeluang tetap bergerak melampaui batas atas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% year on year (yoy). 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, inflasi pada semester I-2023 bergerak di kisaran 5% yoy. 

Menurutnya, ini karena pengaruh dari dampak lanjutan (second round impact) kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta dampak kenaikan upah minimum provinsi (UMP). 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) November Turun Jadi US$ 87,50 Per Barel

“Dampak kenaikan harga BBM tetap terasa di Januari 2023. Ditambah ada kenaikan UMP yang penyesuaiannya pada Januari 2023 tetapi penerapannya mungkin sampai kuartal II-2023,” terang David kepada Kontan.co.id, Kamis (1/12). 

Nah, kenaikan UMP ini di satu sisi memang menjaga daya beli para pekerja. Namun, di satu sisi kenaikan UMP akan menaikkan permintaan yang juga berpotensi mengerek inflasi. 

Kabar baiknya, inflasi akan bergerak melandai pada awal semester II-2023. Dengan ini, inflasi di keseluruhan tahun 2023 berpotensi berada di kisaran 3% yoy hingga 4% yoy, atau kembali ke kisaran sasaran BI yang sebesar 2% - 4%. 

Namun tetap saja, untuk membawa inflasi kembali ke kisaran sasaran, pemerintah maupun otoritas moneter harus berupaya keras. 

Dari sisi pemerintah, perlu ada jaminan kecukupan suplai makanan pokok. David menyoroti ketersediaan beras. Sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, pasokan beras perlu dijaga. Apalagi, beras sudah memberi andil pada inflasi IHK selama beberapa bulan terakhir. 

Baca Juga: Harga Rumah di Sejumlah Negara Tertekan, Ini Sebabnya




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×