kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Masih Menjadi Isu Utama Bagi Perekonomian Indonesia


Jumat, 22 Juli 2022 / 17:00 WIB
Inflasi Masih Menjadi Isu Utama Bagi Perekonomian Indonesia
ILUSTRASI. Inflasi Masih Menjadi Isu Utama Bagi Perekonomian Indonesia. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/rwa.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini dunia tengah menghadapi peningkatan inflasi akibat terganggunya rantai pasok global. Tak terkecuali Indonesia, Bank Mandiri menilai, isu inflasi juga menjadi isu utama yang harus diwaspadai oleh Indonesia. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, pemerintah maupun otoritas terkait harus pandai-pandai menjaga inflasi dalam negeri agar tidak bergerak liar. Hal ini, untuk menjaga daya beli masyarakat, di mana konsumsi masyarakat merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. 

“Bila inflasi tidak terkendali, akan berdampak pada daya beli masyarakat. Sehingga memang diperlukan langkah untuk menjaga inflasi,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (22/7). 

Baca Juga: BI: Kenaikan Inflasi Bisa Menahan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

Namun, sejauh ini Faisal mengapresiasi langkah pemerintah dalam menekan inflasi yang berkaitan dengan harga energi. Pemerintah sudah menaikkan anggaran subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) sehingga diyakini bisa menekan inflasi dari harga diatur pemerintah (administered prices). 

Hanya saja, pemerintah masih memiliki tugas dalam hal menjaga inflasi dari sisi harga barang bergejolak yang mayoritas adalah pangan. Di tengah disrupsi rantai pasok global dan kebijakan proteksionisme komoditas oleh negara-negara, maka harga pangan nampak mendaki. 

Dengan demikian, pemerintah dan otoritas terkait harus bisa menjaga pasokan pangan dalam negeri. Dalam hal ini masalah distribusi juga diharapkan menjadi fokus utama, juga bagaimana cara mencari solusi dari permasalahan gagal panen karena faktor cuaca. 

Baca Juga: Keputusan BI Tahan Suku Bunga Positif untuk Bursa, Negatif bagi Rupiah

Sedangkan dari sisi inflasi inti, Faisal meyakini inflasi inti juga akan terus meningkat seiring dengan permintaan masyarakat yang makin meningkat pada semester II-2022. Untuk menjaga peningkatan inflasi inti, Faisal meyakini BI akan mengerek suku bunga acuannya pada paruh kedua tahun ini. 

Lebih lanjut, dengan perkembangan tersebut, Faisal memperkirakan inflasi pada tahun 2022 berada di kisaran 4,6% yoy. Perkiraan ini melampaui batas atas kisaran sasaran BI yang sebesar 4% yoy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×