Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi inti pada Juni 2018 diperkirakan akan lebih tinggi daripada inflasi inti bulan Mei 2018 yang tercatat sebesar 0,21% secara bulanan. Hal ini disebabkan oleh adanya pemulihan dari konsumsi masyarakat.
Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, inflasi inti pada Juni 2018 diperkirakan bakal berada pada kisaran 0,3% secara bulanan. Sebab, dari beberapa penjualan terlihat bakal ada peningkatan, misalnya penjualan mobil dan ritel.
“Inflasi inti bisa 0,3% seharusnya. Kalau di bawah itu, mungkin mengkhawatirkan bagi pertumbuhan ekonomi, karena tandanya konsumsi masyarakat rentan,” kata Lana kepada Kontan.co.id, Minggu (1/6).
Adapun di sisi lain, bisa jadi masyarakat pada pertengahan Juni masih menahan belanjanya. Sebab, momentum hari raya berdekatan dengan tahun ajaran baru pada pertengahan Juli 2018.
Dari sisi inflasi Juni 2018 sendiri, Lana menyatakan bahwa secara keseluruhan inflasi akan lebih rendah daripada Juni tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,69%. Diperkirakan, inflasi Juni 2018 secara bulanan sebesar 0,2-0,22%
Ia mengatakan, inflasi komponen bahan pangan di lebaran tahun ini akan cenderung rendah walaupun inflasi bahan pangan biasanya merupakan komponen terbesar pendorong inflasi lebaran.
Meski demikian, komponen inflasi yang lain akan cenderung meningkat di momen lebaran, yakni komponen transportasi terutama udara.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, inflasi inti sendiri sejauh ini masih menunjukkan penurunan. Oleh karena itu, tingkat konsumsi bisa dikatakan masih akan tertekan.
“Meskipun tahun ini sudah menunjukkan pemulihan kalau dilihat dari ekspansi sektor manufaktur berdasarkan Purchasing Managers Index yang dirilis Nikkei, di mana ekspansi tersebut didorong oleh peningkatan permintaan dalam negeri,” kata Faisal kepada Kontan.co.id.
Di sisi lain, Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi bilang, nilai inflasi sendiri secara bulanan maupun tahunan pada Juni 2018 dibandingkan Juni tahun lalu akan cenderung lebih rendah. Hal ini adalah kombinasi dari sisi supply maupun demand.
Dari sisi supply, ada perbaikan dari sisi logistik dan juga karena pemerintah lakukan impor untuk antisipasi Ramadan. Sementara, di sisi demand, tekanan inflasi relatif moderat karena rumah tangga, terutama kelas pendapatan rendah dan menengah cenderung memilih menabung ketimbang membelanjakan uang mereka untuk konsumsi yang berlebihan.
“Dengan demikian, walaupun beberapa rumah tangga dalam kelompok ini menerima tambahan income dari bonus dan THR, mereka masih berjaga-jaga mengantisipasi kemungkinan melemahnya kembali daya beli mereka di masa depan,” kata Eric.
Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan bahwa inflasi inti pada Juni 2018 bakal cenderung meningkat menjadi 2,78% secara tahunan dari bulan sebelumnya yang mencapai 2,75%.
“Terkendalinya inflasi inti dipengaruhi oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menjangkar ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya,” jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News