Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat inflasi Mei yang cenderung rendah,Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis inflasi pada periode Juni akan menunjukkan tren yang baik.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan lalu sebesar 0,21%, lebih tinggi dari April 2018 yang tercatat sebesar 0,10%. Inflasi satu bulan sebelum Lebaran itu lebih rendah dibanding inflasi satu bulan sebelum Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya.
“Tidak ada masalah (inflasi Juni). Bagus kan,” ujar Darmin di kantornya, Kamis (28/6).
Namun demikian, Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu bilang, rendahnya inflasi selama periode puasa justru mengindikasikan peningkatan kerentanan konsumsi rumah tangga dalam negeri terhadap risiko yang bersifat makro.
Risiko itu seperti kenaikan suku bunga acuan dan ketidakstabilan nilai tukar rupiah.
Ia mengatakan, tren pengetatan kebijakan moneter di jangka pendek akan membuat inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap rendah di paruh kedua tahun 2018. Sebab, kenaikan suku bunga biasanya langsung diikuti kenaikan bunga di perbankan.
“Secara historis, kenaikan suku bunga selama ini cenderung langsung diikuti oleh kenaikan bunga deposito, sedangkan bunga kredit tidak akan terlalu berubah di jangka pendek,” kata dia.
Hal ini, menurut Febrio, membuat kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin di bulan Mei akan diikuti oleh penurunan NIM, pertumbuhan penyaluran kredit dalam negeri, serta permintaan agregat pada jangka pendek.
“Inflasi inti Mei (yoy) dan pertumbuhan konsumsi di triwulan-I menunjukkan konsumsi rumah tangga yang masih relatif lemah,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News