kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Inflasi Lebaran diprediksi rendah, konsumsi masih rentan


Kamis, 28 Juni 2018 / 19:14 WIB
Inflasi Lebaran diprediksi rendah, konsumsi masih rentan
ILUSTRASI. Pasar tradisional


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat inflasi Mei yang cenderung rendah,Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis inflasi pada periode Juni akan menunjukkan tren yang baik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan lalu sebesar 0,21%, lebih tinggi dari April 2018 yang tercatat sebesar 0,10%. Inflasi satu bulan sebelum Lebaran itu lebih rendah dibanding inflasi satu bulan sebelum Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya. 

“Tidak ada masalah (inflasi Juni). Bagus kan,” ujar Darmin di kantornya, Kamis (28/6).

Namun demikian, Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu bilang, rendahnya inflasi selama periode puasa justru mengindikasikan peningkatan kerentanan konsumsi rumah tangga dalam negeri terhadap risiko yang bersifat makro. 

Risiko itu seperti kenaikan suku bunga acuan dan ketidakstabilan nilai tukar rupiah.

Ia mengatakan, tren pengetatan kebijakan moneter di jangka pendek akan membuat inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap rendah di paruh kedua tahun 2018. Sebab, kenaikan suku bunga biasanya langsung diikuti kenaikan bunga di perbankan.

“Secara historis, kenaikan suku bunga selama ini cenderung langsung diikuti oleh kenaikan bunga deposito, sedangkan bunga kredit tidak akan terlalu berubah di jangka pendek,” kata dia.

Hal ini, menurut Febrio, membuat kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin di bulan Mei akan diikuti oleh penurunan NIM, pertumbuhan penyaluran kredit dalam negeri, serta permintaan agregat pada jangka pendek.

“Inflasi inti Mei (yoy) dan pertumbuhan konsumsi di triwulan-I menunjukkan konsumsi rumah tangga yang masih relatif lemah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×