kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Inflasi Lebaran diprediksi rendah, konsumsi masih rentan


Kamis, 28 Juni 2018 / 19:14 WIB
Inflasi Lebaran diprediksi rendah, konsumsi masih rentan
ILUSTRASI. Pasar tradisional


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat inflasi Mei yang cenderung rendah,Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis inflasi pada periode Juni akan menunjukkan tren yang baik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan lalu sebesar 0,21%, lebih tinggi dari April 2018 yang tercatat sebesar 0,10%. Inflasi satu bulan sebelum Lebaran itu lebih rendah dibanding inflasi satu bulan sebelum Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya. 

“Tidak ada masalah (inflasi Juni). Bagus kan,” ujar Darmin di kantornya, Kamis (28/6).

Namun demikian, Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu bilang, rendahnya inflasi selama periode puasa justru mengindikasikan peningkatan kerentanan konsumsi rumah tangga dalam negeri terhadap risiko yang bersifat makro. 

Risiko itu seperti kenaikan suku bunga acuan dan ketidakstabilan nilai tukar rupiah.

Ia mengatakan, tren pengetatan kebijakan moneter di jangka pendek akan membuat inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap rendah di paruh kedua tahun 2018. Sebab, kenaikan suku bunga biasanya langsung diikuti kenaikan bunga di perbankan.

“Secara historis, kenaikan suku bunga selama ini cenderung langsung diikuti oleh kenaikan bunga deposito, sedangkan bunga kredit tidak akan terlalu berubah di jangka pendek,” kata dia.

Hal ini, menurut Febrio, membuat kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin di bulan Mei akan diikuti oleh penurunan NIM, pertumbuhan penyaluran kredit dalam negeri, serta permintaan agregat pada jangka pendek.

“Inflasi inti Mei (yoy) dan pertumbuhan konsumsi di triwulan-I menunjukkan konsumsi rumah tangga yang masih relatif lemah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×