Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Inflasi domestik diperkirakan meningkat pada tahun depan. Salah satunya disebabkan kenaikan Pajak Pertambaha Nilai (PPN) menjadi 12% yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025.
Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Myrdal Gunarto meramal, inflasi Indonesia diperkirakan mencapai 1,62% secara year-on-year (YoY) pada akhir 2024, dengan proyeksi kenaikan ke 2,53% YoY pada 2025.
Adapun proyeksi inflasi Desember 2024 tersebut lebih tinggi bila dibandingkan inflasi November 2024 yang mencapai 1,55% YoY.
Myrdal mengatakan, beberapa faktor yang mendorong tingkat inflasi pada akhir tahun ini, terutama peningkatan harga pangan, biaya transportasi, dan kenaikan harga komoditas tertentu.
Baca Juga: Insentif PPN DTP Berlanjut di 2025, Simak Rekomendasi Saham CTRA, SMRA, PWON, LPKR
Pada Desember 2024, permintaan kebutuhan pangan yang tinggi mendorong kenaikan harga sejumlah bahan pokok seperti daging ayam, telur, bawang, cabai, tomat, beras, dan gula. Selain itu, meningkatnya aktivitas perjalanan akhir tahun juga memicu kenaikan biaya transportasi darat dan laut, meskipun harga tiket pesawat mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan adanya momentum Natal dan Tahun Baru.
“Walaupun dari sisi udara kita lihat ada penurunan harga tiket. Tapi tetap saja kalau kita lihat permintaannya meningkat, sehingga daya beli yang meningkat, itu juga yang mengakibatkan terjadinya inflasi dari sisi transportasi atau biaya transportasi,” tutur Myrdal kepada Kontan.co.id, Minggu (29/12).
Sementara itu, kenaikan harga BBM non-subsidi serta beberapa komoditas seperti emas dan perhiasan turut berkontribusi terhadap inflasi bulan ini.
Melihat proyeksi inflasi tahun depan, Myrdal menyebutkan bahwa angka 2,53% dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk penyesuaian tarif PPN menjadi 12%, peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5%, serta potensi gangguan iklim yang dapat memengaruhi pasokan pangan.
Baca Juga: Ekonom BCA Prediksikan Inflasi Desember Mencapai 1,60% YoY
Menurut dia, risiko global seperti proteksionisme perdagangan dari negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat dan China, juga menjadi ancaman yang perlu diwaspadai, karena dapat mengganggu distribusi barang impor yang esensial.
Myrdal menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menjaga agar inflasi tidak melampaui 2,57%. Langkah utama yang perlu dilakukan adalah memastikan pasokan pangan tetap aman, terutama untuk mendukung program seperti Makan Bernutrisi Gratis (MBG) yang membutuhkan stok bahan pokok yang stabil. Pemerintah juga disarankan untuk menjalin komunikasi efektif dengan negara mitra guna menjaga kelancaran distribusi pangan.
“Misalnya ada risiko gangguan distribusi global, kita setidaknya harus mengamankan stok makanan yang berasal dari impor atau dari luar negeri,” ungkapnya.
Selain itu, kebijakan subsidi BBM yang berkelanjutan dinilai sangat krusial. Pelepasan harga solar ke mekanisme pasar dapat memberikan dampak signifikan pada sektor transportasi, mengingat banyak pelaku usaha di bidang ini menggunakan bahan bakar tersebut.
Baca Juga: PPN Naik 1 %, Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Tetap Terjaga
Lebih lanjut, Myrdal menyebut, stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi prioritas, sehingga pemerintah harus terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk memastikan fluktuasi nilai tukar tidak memengaruhi harga barang impor secara drastis.
Pemerintah juga diminta untuk tetap pro-rakyat dengan melanjutkan program sosial seperti pembagian beras 10 kg per bulan untuk rakyat miskin dan diskon listrik bagi pelanggan dengan daya maksimal 2.200 KWH.
Langkah-langkah ini dianggap penting untuk mengimbangi dampak inflasi yang mungkin timbul dari kebijakan kenaikan PPN dan tekanan global lainnya.
Dengan strategi yang terarah, pemerintah diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat dan memastikan inflasi tetap terkendali di bawah batas risiko yang diproyeksikan
Selanjutnya: Proses Peninjauan Emas Logam Mulia Antam oleh LBMA Mengarah ke Rantai Pasok
Menarik Dibaca: Solusi Rumah Tangga Praktis untuk Sambut Tahun Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News