kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Inflasi Fundamental Belum Naik Signifikan, BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Lagi


Senin, 18 Juli 2022 / 17:14 WIB
Inflasi Fundamental Belum Naik Signifikan, BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Lagi
ILUSTRASI. Bank Indonesia diproyeksi masih mempertahankan suku bunga aacuan di pertemuan pekan ini


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memprediksi, Bank Indonesia (BI) masih akan menahan suku bunga acuan di level 3,5% dalam Rapat Dewan Gubernur BI Juli 2022, meski inflasi umum pada Juni 2022 sudah melampaui batas atas target inflasi BI yang sebesar 4% yoy, atau berada di level 4,35% yoy.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, langkah BI untuk menahan suku bunga acuan ini didorong oleh inflasi inti yang masih belum terlalu kuat. Nah, inflasi inti pada Juni 2022 memang masih berada di level 2,63% yoy.

“Inflasi inti ini merupakan cerminan dari inflasi fundamental. Pada Juni 2022, inflasi inti ini masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Senin (18/7).

Nah, Josua memandang, kenaikan inflasi domestik pada Juni 2022 ini masih dipengaruhi oleh faktor suplai dan hanya bersifat sementara alias berpotensi mengalami normalisasi ke depannya.

Baca Juga: Suku Bunga Berpotensi Naik, Penerbitan Obligasi Korporasi Diprediksi Tetap Ramai

Selain karena inflasi fundamental yang masih terukur, langkah BI dalam menahan suku bunga acuan di bulan Juli 2022 ini juga mempertimbangkan output gap Indonesia yang masih negatif.

Lebih lanjut, Josua meyakini, BI masih akan memperkuat implementasi kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam menyokong kekuatan mata uang Garuda.

Kabar baiknya, nilai tukar rupiah kini juga masih disokong oleh otot yang kuat, yaitu surplus neraca perdagangan parang yang masih jumbo dan bisa mendukung ketahanan eksternal.

Meski begitu, Josua juga membuka peluang bahwa BI memiliki ruang untuk mengerek suku bunga acuan dalam bulan ini. Hal ini seiring dengan lelang operasi pasar terbuka pada Juli 2022 yang menunjukkan bunga acuan repo dengan tenor 2 minggu, satu bulan, dan tiga bulan yang tercatat naik sekitar 25 basis poin (bps) hingga 35 bps.

Namun, Josua tetap meyakini BI masih akan menjadikan indikator inflasi fundamental dalam mengubah arah kebijakannya.

“BI akan menaikkan suku bunga acuan ketika inflasi fundamental cenderung meningkat signifikan, dalam rangka menjangkar ekspektasi inflasi hingga akhir tahun,” pungkas Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×