kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

Inflasi Diperkirakan Stabil namun Risiko Tekanan Daya Beli Tetap Ada


Jumat, 01 Agustus 2025 / 18:28 WIB
Inflasi Diperkirakan Stabil namun Risiko Tekanan Daya Beli Tetap Ada
ILUSTRASI. Pedagang menyortir bawang putih kupas di Pasar Barito Ternate, Maluku Utara, Rabu (30/7/2025). Proyeksi inflasi Indonesia tahun ini menunjukkan tren yang relatif stabil dan masih berada dalam kisaran target pemerintah.


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Proyeksi inflasi Indonesia tahun ini menunjukkan tren yang relatif stabil dan masih berada dalam kisaran target pemerintah. Namun, sejumlah risiko eksternal tetap perlu dicermati untuk menjaga daya beli masyarakat.

Myrdal Gunarto, Ekonom Global Markets di Maybank Indonesia, menyatakan bahwa inflasi saat ini masih terkendali.

"Inflasi terakhir masih dalam target pemerintah maupun Bank Indonesia, yaitu di kisaran 1,5% hingga 3,5%," ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Jumat (1/8).

Meski demikian, ia mengingatkan adanya potensi risiko dari inflasi impor, terutama apabila pemulihan ekonomi global berlangsung cepat.

Baca Juga: Biaya Pendidikan Berpotensi Naik Hingga September 2025, Mendorong Kenaikan Inflasi

"Yang kami waspadai adalah imported inflation, terutama jika pemulihan ekonomi global mempercepat kenaikan harga-harga komoditas," jelasnya.

Ia menambahkan, apabila harga minyak dunia melebihi asumsi APBN sebesar US$ 82 per barel dan nilai tukar rupiah menembus Rp16.500 per dolar AS, maka subsidi energi berpotensi membengkak dan memicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kondisi ini dapat menekan daya beli masyarakat.

Kendati demikian, Myrdal menyebut inflasi pangan masih dalam kondisi yang baik.

Menurutnya, fokus pemerintah pada kemandirian pangan dan energi turut mendukung stabilitas harga sektor ini. Ia memproyeksikan inflasi tahun ini berada di kisaran 2,11%.

Baca Juga: BPS: Seluruh Wilayah Mengalami Inflasi, Tertinggi di Papua Selatan

Senada, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Ernest Sumual, menyampaikan bahwa inflasi diperkirakan akan tetap terkendali.

"Kestabilan nilai tukar dan stimulus pemerintah di semester kedua tahun ini akan membantu mengendalikan tekanan inflasi," ujarnya.

Namun, David menyoroti rendahnya inflasi inti, khususnya jika dampak dari kenaikan harga emas dikeluarkan dari perhitungan. Menurutnya, hal ini mencerminkan lemahnya daya beli masyarakat.

Dengan demikian, meski inflasi secara umum berada dalam kendali, perhatian terhadap inflasi inti dan risiko eksternal seperti harga energi global dan nilai tukar tetap diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×