kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inflasi dan Rupiah Terkendali, BI Diproyeksi Kembali Mempertahankan Suku Bunga Acuan


Selasa, 23 Agustus 2022 / 11:53 WIB
Inflasi dan Rupiah Terkendali, BI Diproyeksi Kembali Mempertahankan Suku Bunga Acuan
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) diproyeksi kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5%


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diyakini masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Agustus 2022.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, langkah yang diambil oleh BI ini menimbang kondisi inflasi secara fundamental dan volatilitas nilai tukar rupiah yang cenderung menurun.

“Inflasi inti masih terkendali, volatilitas nilai tukar rupiah sepanjang Agustus 2022 cenderung menurun bila dibandingkan Juli lalu, meski saat ini rupiah cenderung melemah tipis bila dibandingkan akhir bulan lalu,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (23/8).

Josua menambahkan, penurunan volatilitas rupiah tersebut dipengaruhi oleh rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang turun, serta ekspektasi stance kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang tak terlalu agresif lagi.

Baca Juga: Di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga Global, Pasar Obligasi Dinilai Masih Menarik

Selain itu, dari dalam negeri, transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II-2022 masih mencatat surplus 1,1% produk domestik bruto (PDB), sehingga ini bisa menjaga otot rupiah untuk bergerak lebih kuat.

Ke depan, Josua melihat ada ruang bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan. Menurut perkiraannya, BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) hingga 75 bps hingga akhir tahun 2022.

“Ekspektasi tersebut sejalan dengan ekspektasi penurunan surplus transaksi berjalan pada semester II-2022 dan upaya untuk menjangkar ekspektasi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan inflasi harga bergejolak dan inflasi harga diatur pemerintah,” tandas Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×