kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi akhir 2017 bisa melebihi 5%


Jumat, 02 Juni 2017 / 06:43 WIB
Inflasi akhir 2017 bisa melebihi 5%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Inflasi sampai akhir tahun bisa lebih tinggi jika pemerintah tidak bisa mengendalikan harga bahan pangan. Bahkan diperkirakan inflasi tahun ini bisa lebih tinggi dari 5% year on year (YoY) jika kenaikan harga pangan, seperti yang terjadi awal Ramadan tahun ini tidak bisa diredam.

Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi memproyeksikan, inflasi sampai akhir tahun akan mencapai 4,5% YoY. Namun, ia melihat masih adanya kemungkinan inflasi melebihi 5% di akhir tahun, jika inflasi pangan lebih meningkat.

Dorongan harga pangan memang membuat inflasi mulai bulan Mei 2017 meningkat. Menurut Gundy, inflasi bulan Mei 2017 diperkirakan akan ada di kisaran 4,3% (YoY). Dia memandang inflasi pangan termasuk makanan olahan sebesar 3,7% (YoY) di April 2017 telah mencapai titik terendah dalam lima tahun. "Dengan dimulainya Ramadan di akhir bulan, kami memperkirakan inflasi pangan mencapai titik terendah di tahun ini," kata Gundy.

Kenaikan harga pangan terutama komponen pangan bergejolak atau volatile food terjadi seiring dengan kenaikan permintaan di bulan Ramadan. Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN rata-rata memproyeksikan indeks harga konsumen (IHK) Mei 2017 akan mengalami inflasi di kisaran 0,3%-0,4%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kenaikan sejumlah komoditas pangan dan tarif dasar listrik masih menjadi penyebab inflasi Mei. Namun harga komoditas pangan yang melambung menjelang puasa, menjadi penyebab utama inflasi Mei.

Harga pangan yang naik cukup tinggi di bulan mei lalu yaitu cabai merah 5,2% dibanding bulan sebelumnya. Daging ayam naik 4,7%, telur ayam naik 4,3%, daging sapi naik 0,3% dan beras naik 0,3% dibanding bulan sebelumnya.

Sementara itu beberapa komoditas pangan turun harga di bulan Mei antara lain bawang merah dan cabai merah keriting. "Inflasi Mei kami perkirakan mencapai 0,37% atau 4,31% year on year (YoY)," kata Josua. Angka perkiraan Josua ini jauh lebih tinggi bila dibanding inflasi April 2017 yang tercatat sebesar 0,09% atau 4,17% YoY.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman juga mengutarakan alasan yang sama. Menurutnya, kenaikan tarif listik ditambah dengan kenaikan sejumlah harga pangan menjelang puasa, termasuk sayur-sayuran susu dan ikan menjadi penyebabnya. Juniman memperkirakan, inflasi Mei akan mencapai 0,38% atau 4,32% YoY.

Sementara itu Ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra memproyeksi inflasi Mei lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 0,41% dengan inflasi tahunan Mei mencapai 4,34% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×