kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Inflasi Agustus mereda menjadi sebesar 0,76%


Rabu, 01 September 2010 / 12:41 WIB
Inflasi Agustus mereda menjadi sebesar 0,76%


Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can

JAKARTA. Laju inflasi Agustus mulai mereda dibandingkan bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Agustus lalu sebesar 0,76% atau lebih rendah dari Juli lalu yan sebesar 1,57%. Secara year to date, laju inflasi sudah mencapai 4,82%. Sementara bila dihitung year on year, inflasi sudah berlasi sebesar 6,44%.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Subagio Dwijosumono mengatakan, inflasi terjadi karena da kenaikan harga bahan makanan dan listrik. Berdasarkan Indeks Harga Konsumen, kenaikan terbesar terjadi di kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,59%, lalu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,27%. Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,67% dan bahan makanan sebesar 0,47%.

Kontribusi kenaikan tarif dasar listrik (TDL) terhadap inflasi ternyata meleset dari perkiraan BPS sebelumnya. Kontribusinya ternyata lebih besar. Sebelumnya BPS menduga kontribusi kenaikan tarif setrum terhadap inflasi sebesar 0,22%. Namun, berdasarkan realisasi kontribusi lompatan tarif setrum sebesar 0,35%.

Cuma, Subagio mengatakan, sumbangan kenaikan tarif listrik terhadap inflasi di masing-masing kota berbeda-beda. Kota yang mengalami inflasi paling tinggi akibat tarif setrum baru adalah Palu, Sulawesi Tengah. Sedangkan yang terendah adalah Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Beras juga menyumbang inflasi

BPS mengatakan laju inflasi Agustus juga karena terpengaruh harga beras. Dari kenaikan harga beras yang mencapai 4,3%, andilnya terhadap inflasi mencapai 0,2%. Subagio memaparkan, kenaikan harga beras tertinggi terjadi di Cirebon dan Gorontalo yaitu 13%, sedangkan Sukabumi juga mengalami kenaikan harga beras tertinggi yaitu 11%.

Sementara ikan segar menyumbang inflasi sebesar 0,07%, angkutan udara sebesar 0,06%, daging ayam ras sebesar 0,03%, biaya pendidikan SLTA sebesar 0,03%. Harga daging sapi yang mengalami kenaikan sebesar 2,41% menyumbang inflasi sebesar 0,02%.

Subagio bilang, selain itu, terdapat beberapa komoditas yang mengalami deflasi seperti cabe merah yang harganya turun 17,73% mengalami deflasi sebesar 0,19%. Bawang Merah harganya turun 0,06% mengalami deflasi 0,06%, tomat, sayur, dan emas mengalami deflasi 0,02%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×