CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Industri melemah, laju ekonomi kian lambat


Jumat, 10 Oktober 2014 / 10:38 WIB
Industri melemah, laju ekonomi kian lambat
ILUSTRASI. PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES) optimistis dalam melihat prospek bisnis di tahun 2023. KONTAN/Fransiskus Simbolon/18/09/2016


Reporter: Adi Wikanto, Jane Aprilyani | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kegagalan pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% tahun ini kian jelas terlihat. Soalnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III yang diharapkan melaju tinggi sulit terjadi. Ini terlihat dari kegiatan dunia usaha yang semakin lesu pada kuartal III.

Survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) untuk periode kuartal III 2014 menyatakan terjadi perlambatan kegiatan usaha dibandingkan kuartal sebelumnya. Saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada kuartal III hanya sebesar 11,25%, anjlok dari kuartal sebelumnya yang mencapai 21,05%.

Dari sembilan sektor industri, hanya dua yang mampu mencatatkan peningkatan kegiatan usaha. Mereka adalah sektor industri konstruksi, lalu sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedang tujuh sektor lain, yakni kelompok agribisnis, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, real estate dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa mengalami perlambatan kegiatan usaha. 

Padahal, pada SKDU kuartal II, BI memperkirakan kegiatan industri pada kuartal III akan meningkat. Alasannya, ada momentum hari raya Idul Fitri, yang bisa menggenjot kegiatan industri. "Lebaran memang memacu kegiatan industri, tapi ada faktor lain yang malah menurunkan dunia usaha," ujar Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina, Kamis (9/10).

Faktor lain itu terutama permintaan di pasar global yang melemah. Ini tercermin dari nilai ekspor Indonesia yang hanya US$ 117,42 miliar sepanjang Januari-Agustus 2014, turun 1,52% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya. 

Naik tipis

Selain itu, di tingkat domestik ada peningkatan suhu politik. Hal ini menyebabkan pengusaha wait and see untuk berinvestasi dan ekspansi bisnis. "Dengan kondisi ini, pertumbuhan ekonomi semakin tertekan," tandas Dian.

Biasanya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV akan melesat dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun pada tahun ini, hanya akan naik tipis. Asal tahu saja, pertumbuhan ekonomi kuartal I sebesar 5,21% dan kuartal III 5,12%. "Pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV hanya akan naik tipis dari kuartal sebelumnya, lalu secara keseluruhan tahun ini hanya tumbuh 5,1%," jelas Dian.

Sebelumnya, para pengusaha juga was-was dengan kondisi politik dalam negeri. Pengusaha khawatir, jika panasnya suhu politik dalam negeri berlarut-larut, kegiatan usaha akan semakin tertekan. 

"Yang dapat keuntungan adalah negara tetangga seperti Filipina," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pemilik Alat Berat dan Konstruksi Seluruh Indonesia, Sjahrial Ong. Negara tetangga yang selama ini jadi pesaing, bisa memanfaatkan momentum ini untuk merebut pasar ekspor milik Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar, mengingatkan, masalah politik di dalam negeri harus segera dituntaskan. Jika tidak, rencana investor, baik dari dalam dan luar negeri menanamkan modalnya juga akan terpengaruh.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×