Reporter: Fahriyadi | Editor: Fahriyadi .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia terus berupaya melakukan diplomasi vaksin Covid-19 di kancah internasional untuk memenuhi kebutuhan vaksin di dalam negeri. Hal ini penting karena sebagai negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia membutuhkan setidaknya lebih dari 400 juta dosis vaksin Covid-19.
Hanya saja, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, sampai saat ini pemerintah telah mengamankan 91.910.500 dosis vaksin, yang terdiri dari SInovac sebanyak 84,5 juta dosis vaksin, AtraZeneca sebanyak 6.410.5000 dosis vaksin dari COVAX Facility secara gratis, dan Sinopharm sebanyak 1 juta dosis vaksin.
“Upaya mendapatkan vaksin untuk kebutuhan dalam negeri terus dilakukan dan salah satu tantangan yang dihadapi semua negara saat ini adalah terjadinya keterlambatan pengiriman vaksin, baik dari jalur bilateral maupun multilateral,” ujar Retno dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI, Kamis (3/6).
Retno melanjutkan, keterlambatan pengiriman vaksin antara lain diakibatkan kapasitas produksi yang terbatas, hambatan pengiriman ekspor dari negara produsen karena peningkatan kasus Covid-19 di negaranya. Sebagai contoh vaksin AstraZeneca yang diproduksi di India hanya terkirim 18% dari komitmen awal dan vaksin AstraZeneca produksi Korea Selatan juga hanya mencapai 50% dari komitmen awal.
Kesenjangan Vaksin
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, diplomasi vaksin Indonesia juga dilakukan untuk kesetaraan ases vaksin global. Retno bilang walaupun sudah 187 negara yang melakukan vaksinasi, namun kesenjagangan kepemilikan dan melakukan vaksinasi masih jadi perhatian dunia.
Data World Health Organization (WHO) menyebutkan, kawasan Amerika Utara telah memvaksinasi 59,62% dari total populasi penduduk, sedangkan Eropa sudah memvaksinasi 46,63%, dari total penduduk, adapun negara kawasan ASEAN sejauh ini baru melaksanakan vaksin untuk 7,13% dari total penduduknya, dan negara-negara di kawasan Afrika malah baru memvaksinasi sebanyak 2,25% dari total penduduknya.
‘Data lain mengatakan negara kaya sudah memperoleh 83% dosis vaksin Covid-19, sedangkan negara berkembang baru 17% dari total vaksin global, walaupun penduduk negara berkembang mencapai 47% dari total populasi dunia,” ujar Retno.
Bahkan, WHO menyebut bahwa 75% vaksin global hanya disuntikkan di 10 negara saja. “Indonesia berupaya memperjuangkan kesetaraan akses vaksin ini,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News