Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Deputi Perdana Menteri Rusia, Dmitry O. Rogozin membahas kerja sama Indonesia-Rusia di bidang ekonomi, perdagangan, dan kerja sama teknis dalam Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-9 yang diadakan di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Selasa (25/2).
Hasil dari sidang tersebut adalah dibentuknya 5 working groups. Pertama, working group di bidang legal. Kedua, perdagangan dan investasi industri. Ketiga, pertukaran wisatawan dan kebudayaan.
Keempat, energi yang tak terbatas pada minyak, gas petrokimia dan energi terbarukan lain. Kelima, transportasi dan infrastruktur.
Hatta menilai, perdagangan Indonesia sejak 2012 relatif stabil karena hanya terjadi penurunan di bawah 1%.
Sidang juga menegaskan kembali komitmen Rusia dan Indonesia untuk meningkatkan volume ekspor produk barang dan agrikultural.
"Pada tahun ini saya optimistis meningkatkan volume perdagangan hingga 5 milyar dolar dan menjaga keseimbangan perdagangan kedua negara," tambah Hatta.
Indonesia-Rusia sudah meneken persetujuan sebagai landasar untuk sejumlah Memorandum of Understanding (MoU) yang akan lahir dari forum bisnis selanjutnya.
Dmitry menilai Asia Pasifik akan terus berkembang dan mencetak agen politik yang baik. "Kami yakin kerja sama Rusia dan Indonesia mempunyai prospek yang cerah," ujarnya.
Rusia melihat banyak peluang kerja sama dengan Indonesia di bidang ekonomi dan penerapan teknologi. Salah satunya adalah pengembangan proyek bersama antara Rusia GS Grup dan Indonesia untuk peluncuran penyiaran satelit langsung. Peluang bisnis tersebut juga berlaku bagi pengusaha Indonesia.
"Kita mendorong pengusaha nasional Indonesia agar bisa berinvestasi di Rusia," ujar Hatta. Ia mencontohkan, Rusia bisa menjadi pasar untuk bio-diesel atau energi terbarukan. Selain itu, hasil alam seperti karet juga bisa diekspor ke Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News