kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Indonesia mewaspadai virus korona Timur Tengah


Kamis, 11 Juli 2013 / 06:36 WIB
Indonesia mewaspadai virus korona Timur Tengah
ILUSTRASI. Sejumlah anggota Badan Legislasi ( Baleg) DPR RI dan perwakilan pemerintah serta masyarakat melakukan rapat kerja di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (29/6/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/pras.


Reporter: Sandy Baskoro, Yuliana Sukmawati | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Indonesia mulai mewaspadai Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Sesuai namanya, penyakit akibat virus korona dan menyerang saluran pernapasan ini muncul pertama kali di Timur Tengah, persisnya Arab Saudi, tahun lalu.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sejak April 2011 hingga Selasa (9/7) lalu, MERS-CoV menyerang 80 orang di pelbagai negara, terutama Timur Tengah dan sebagian Eropa. Dari jumlah itu,  45 orang (56%) tewas. Kasus meninggal terbanyak di Arab Saudi, yakni 38 orang.

Negara Timur Tengah yang terserang MERS adalah Arab Saudi, Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab. Di Eropa, menyerang Prancis, Jerman, Inggris dan Italia. MERS juga masuk ke Tunisia (Afrika Utara). Fakta ini memicu kekhawatiran akan terjadi pandemik MERS. Apalagi, menurut WHO, virus ini dapat menular antarmanusia dalam kontak jarak sangat dekat (Harian KONTAN, 14 Mei 2013).

Selasa lalu, WHO menggelar pertemuan Komite Darurat WHO penanggulangan MERS-CoV. Anggota komite ini 15 orang, termasuk dari Indonesia, yakni Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan.

Dalam pertemuan melalui teleconference itu, peserta baru sebatas melaporkan perkembangan terkini MERS-CoV. Belum ada keputusan signifikan.  "Ada pertemuan lanjutan pada 17 Juli," ungkap Tjandra kepada KONTAN, Rabu (10/7).

Pemerintah Indonesia menyiapkan beberapa langkah. Maklum, warga Indonesia di Timur Tengah cukup banyak, mulai TKI hingga jamaah umroh dan haji. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat: selama 2006-2012, jumlah TKI di Timur Tengah 1,96 juta orang. Sebanyak 1,42 juta  atau 72,44% di Arab Saudi. Sementara jamaah umroh Indonesia tahun ini diperkirakan 1 juta.

Ditjen P2PL Kemkes telah mengeluarkan surat edaran yang intinya mewaspadai ancaman MERS-CoV dan bagaimana mencegahnya. Surat itu dilayangkan ke sejumlah lembaga, seperti Kementerian Agama, Kemnakertrans, dinas kesehatan daerah, serta petugas kesehatan pelabuhan. "Sejauh ini, belum ada kebijakan karantina," ujar Wakil Menteri Kesehatan, Ali Gufron Mukti kepada KONTAN, lewat SMS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×