Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mulai melakukan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE-CEPA).
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, di masa pandemi Covid-19 yang penuh tantangan, perjanjian dagang penting untuk mendukung perekonomian pasca pandemi. Selain itu, perjanjian tersebut juga akan meningkatkan daya saing industri nasional dan akses pasar barang, jasa dan tenaga kerja Indonesia ke UAE.
"Ini bukan hanya tentang hubungan antar pemerintah, tetapi juga melampaui business to business bahkan people-to-people. CEPA juga akan meningkatkan kepercayaan antara kedua negara," kata Lutfi dalam konferensi pers peluncuran IUAE-CEPA, Kamis (2/9).
Baca Juga: Perundingan IUAE-CEPA dimulai, Mendag optimistis bisa gairahkan pasar ekspor
UEA merupakan pusat dan pintu masuk ke kawasan sumber investasi, sekaligus mitra penting dalam kerja sama pembangunan bagi Indonesia.
Lutfi menargetkan bisa segera merampungkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau IUEA-CEPA dalam kurun waktu kurang dari setahun. Hal tersebut lantaran untuk perjanjian IUEA-CEPA terbilang tak menemui kendala yang membuat penjajakan kedua belah pihak berlangsung cepat.
"Dengan Korea Selatan itu sekitar 11 tahun, kemudian dengan Australia sekitar 11 tahun juga. Ini kita akan selesaikan sebelum 1 tahun dan saya sudah bilang ke negosiator," ungkap Lutfi.
Ia menyebutkan, potensi ekspor Indonesia ke UAE yang dapat ditingkatkan mulai dari komoditas emas-perhiasan, logam dasar hingga otomotif mobil.
Menteri Perdagangan UAE Thani bin Ahmed Al-Zeyoudi menyebut, meski perjanjian perdagangan barang ini akan didominasi oleh komoditas metal, emas-perhiasan, dan otomotif mobil. Namun, ada beberapa produk yang atraktif dimiliki Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kain hingga kertas.
"Kami juga sudah berbicara produk untuk ketahanan pangan di tingkat regionalnya. Karena kita juga ingin menjaga food product dengan suistanable supply lewat agrikultur regional. Yang lainnya adalah baja," ujarnya.
Lewat perjanjian tersebut dinilai akan membuat Indonesia dan UAE akan semakin terkoneksi dengan perdagangan dunia.
Selanjutnya: Pelaku usaha soroti kelangkaan kontainer yang menghambat ekspor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News