CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Indonesia Kemungkinan Meratifikasi RCEP di Kuartal I-2022


Jumat, 31 Desember 2021 / 13:43 WIB
Indonesia Kemungkinan Meratifikasi RCEP di Kuartal I-2022
ILUSTRASI. Sejumlah truk pengangkut peti kemas.?ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.


Sumber: Channelnewsasia.com,Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia kemungkinan akan meratifikasi keanggotaannya dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) awal tahun depan, kata Menko Perekonomian, Jumat (31/12).

RCEP yang didukung China, blok perdagangan terbesar di dunia, akan mulai berlaku pada 1 Januari 2022. Rincian dalam RCEP disetujui oleh para pemimpin dari 15 negara yang mencakup hampir sepertiga dari populasi global dan sekitar 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) global pada November 2020.

Indonesia telah meminta persetujuan parlemen untuk meratifikasi perjanjian tersebut selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Menyambut RCEP

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan komisi parlemen yang mengawasi aturan perdagangan telah menyetujui ratifikasi dan pengesahannya akan dibawa ke pemungutan suara parlemen yang lebih luas pada kuartal pertama tahun 2022.

Presiden Joko Widodo akan menandatangani ratifikasi setelah persetujuan parlemen, tambahnya. Indonesia kemungkinan akan mencatat defisit perdagangan dengan anggota RCEP pada periode awal implementasinya, tetapi pada tahun 2040, pakta tersebut dapat meningkatkan surplus perdagangan Jakarta menjadi US$ 979,3 juta, kata Airlangga.

Ini juga akan meningkatkan pertumbuhan PDB negara sebesar 0,07 poin persentase dan meningkatkan ekspor dan impor masing-masing sebesar US$5 miliar dan US$4 miliar, katanya, mengutip analisis pemerintah.

Ekspor karet, baja, kimia, makanan, kayu dan produk mineral Indonesia diperkirakan akan tumbuh di bawah kesepakatan itu, kata menteri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×