Reporter: Patricius Dewo | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dinilai harus lebih mengoptimalkan strategi untuk mendorong sektor ekspor Indonesia di tengah perang dagang antar Amerika Serikat (AS) dan China dan semakin melemahnya nilai tukar rupiah.
Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Rusli Abdullah menyebutkan sejumlah jurus yang bisa dilakukan pemerintah khususnya jangka pendek. Pertama, meningkatkan level kemudahan izin ekspor.
"Kedua adalah melakukan evaluasi tarif ekspor barang-barang yang memiliki porsi besar terhadap porsi total ekspor Indonesia. Jika perlu bea ekspor dipangkas hingga ke level minimal," ujar Rusli kepada Kontan.co.id, Jumat (6/7).
Selain itu dirinya juga mengatakan, pemerintah harus mampu memanfaatkan celah perang dagang Amerika dengan China. Dengan memaksimalkan perjanjian bilateral perdagangan dengan negara lain.
"Dan mengoptimalkan market intelligence (informasi marketing) di luar negeri untuk mencari celah pasar bagi produk Indonesia,” paparnya.
Mohammad Faisal, Direktur Penelitian Core Indonesia menambahkan, diplomasi perdagangan juga perlu diperkuat untuk menepis tuduhan-tuduhan dari negara mitra dagang terhadap ekspor Indonesia, baik tuduhan dumping ataupun isu ramah lingkungan .
"Trade diplomacy perlu juga diperkuat untuk men-counter tuduhan-tuduhan negara-negara mitra dagang terhadap ekspor Indonesia, baik tuduhan dumping, tidak ramah lingkungan dan sebagainya. Ini perlu diperkuat dengan riset kuat dan data yg akurat dan sinergi antar K/L," Ujar nya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News