Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Genderang perang dagang telah ditabuh Amerika Serikat (AS), mulai Jumat akhir pekan ini. Pemerintah Indonesia pun mulai mengantisipasi efek perang dagang tersebut.
Pemerintah tengah mengkaji barang-barang yang akan kena efek perang dagang. Kajian ini dilakukan antar kementerian/lembaga.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi komoditas apa saja yang bakal terdampak perang dagang. Hasil identifikasi ini akan disampaikan ke rapat kabinet. “Daftarnya ada banyak,” kata Oke di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (6/7).
Meski enggan menyebutkan jumlahnya, Oke mengatakan, Kemdag telah melakukan simulasi dampak dari perang dagang tersebut ke tiga komoditas. “Yang disimulasikan cuma dua sampai tiga komoditas. Cuma simulasi. Nanti diputuskan seperti apa,” ujar dia.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Adrianto mengatakan, pihaknya juga tengah mempelajari apa saja barang-barang yang kena efek perang dagang oleh AS. “Secara produk, saat ini yang kami lihat mungkin baja, tapi tidak menutup produk lain. Apalagi kalau AS benar mau kenakan tarif ke produk ekspor kita ke AS, tentu produk terdampak bisa bertambah,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (6/7)
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, pemerintah berupaya merombak neraca perdagangan supaya menjadi positif. Caranya dengan membentuk satuan kerja khusus untuk menangani permasalahan ekspor impor.
Menurut Darmin, langkah ini menjadi penting lantaran pemerintah ingin menjawab perkembangan yang sedang dan akan terjadi dalam perdagangan, terutama isu perang dagang seiring kebijakan proteksi dagang AS.
Meski belum menyebutkan siapa saja yang akan terlibat dalam satuan kerja itu, Darmin menambahkan, pihaknya sudah bertemu dengan Menteri Pariwisata. Darmin juga telah mengundang Menteri ESDM membahas percepatan kenaikan ekspor.
Yang dibahas penyebab ekspor tidak melaju terlalu cepat dan mengidentifikasi barang ekspor yang perlu didorong. “Nah, nanti kami akan ada rapat lagi mungkin lebih luas. Kami fokus pada industri, pariwisata. Mungkin pekan depannya pertanian dan ESDM,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News