Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah Indonesia berkomitmen meningkatkan kerjasama dengan pemerintah China khususnya bidang pertanian. Indonesia berkeinginan menggenjot produktivitas pangan.
Peningkatan kerjasama ini menjadi salah satu poin dalam pertemuan antara Wakil Presiden Boediono dengan Wakil Perdana Menteri China Gui Liangyu di kantor Wakil Presiden, Selasa (10/4).
Wakil Presiden Boediono mengatakan, kerjasama peningkatan produktivitas pangan ini penting untuk menghasilkan beras supaya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Tiongkok merupakan produsen beras, jadi bisa menjajaki pertukaran benih maupun teknologi demi meningkatkan produktivitas," kata Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat, Selasa (10/4).
Selain di bidang pertanian, Indonesia dan China juga bertekad mempererat di bidang manufaktur. Yopie menjelaskan kedua negara berkeinginan saling melengkapi kebutuhan dalam negeri masing-masing.
Salah satu caranya dengan menyelaraskan rencana pembangunan lima tahun China dengan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Ini untuk menciptakan peluang kerjasama," katanya.
Hubungan kerjasama perdagangan Indonesia - China sering kali menimbulkan kontroversi. Pasalnya volume perdagangan Indonesia - China tidak seimbang. Indonesia justru kebanjiran produk China.
Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan akan menghentikan impor mesin pertanian asal China. Dia akan mengutamakan mesin-mesin produk buatan lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News